Smarphone Nelayan, Cara Jitu Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Global FM
7 Feb 2016 22:54
2 minutes reading
Saiful Bahri, nelayan Ampenan sedang menunjukkan lokasi plankton di perairan Bali Lombok melalui aplikasi mFish

Saiful Bahri, nelayan Ampenan sedang menunjukkan lokasi plankton di perairan Bali Lombok melalui aplikasi mFish

Surabaya (Global FM Lombok)- Keberhasilan nelayan Pondok Prasi Kota Mataram dalam mengaplikasikan smarphone nelayan yang diberikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendapat dukungan dan apresiasi oleh presiden Jokowi dan Kemenkominfo. Pasalnya, selain meningkatkan produktifitas ikan hasil tangkapan, smarphone tersebut telah membantu nelayan sehingga tidak tersesat ketika berlayar di tengah laut.

Demikian dikatakan Menteri Kominfo Rudiantara kepada Global FM Lombok, usai diskusi kemaritiman bertemakan Membedah Posisi Indonesia dalam Persaingan Maritim Dunia yang digelar diatas KRI Makassar, Jumat sore (5/2) kemarin. Ia menuturkan, selama ini sering terjadi insiden hilangnya nelayan di tengah laut. Dalam smarphone tersebut terdapat aplikasi penunjuk arah ketika melaut.

Kemenkominfo bekerjasama dengan operator XL Axiata memberikan ponsel kepada nelayan, disertai kartu dan kuota internet selama enam bulan pertama. Selain petunjuk arah,

terdapat aplikasi yang mampu mendeteksi kondisi cuaca untuk tiga hari ke depan. Sehingga nelayan bisa melaut di saat kondisi cuaca sedang bersahabat.

“ Setiap tahun selalu ada yang hilang, jadi nelayan itu hilang tidak tau kemana. Nah sekarang dengan menggunakan ponsel itu tau pulangnya daratan itu kemana. Jadi dibuat dokumentasi bukan produksi nelayan meningkat tapi judulnya aku bisa pulang, itu di Ampenan. Jadi sebelum melaut, dia cek dulu cuaca di ponsel itu jadi dia tau hujan atau tidak panasnya berapa. Ada juga aplikasi yang disana banyak ikan jadi lebih banyak dia dapat’, katanya.

Ia melanjutkan, Kemenkominfo akan terus memberikan dukungan kepada nelayan melalui program pemberian ponsel nelayan yang dimulai sejak tahun 2015 lalu itu. Hanya saja, untuk mengembangkan program itu ke daerah lain masih mengalami kesulitan. Pasalnya, program itu hanya bisa diberikan kepada kelompok atau kampung nelayan dengan minimal anggota sebanyak 200 orang nelayan. Pasalnya, pembinaan penggunaan aplikasi tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar. (irs)-

No Comments

Leave a Reply