Mataram (Global FM Lombok)- Kondisi ekonomi yang sulit karena pandemi yang dialami pedagang lapak di pantai Ampenan membuat Gubernur Dr Zulkieflimansyah mengajak Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank NTB Syariah, Dinas Koperasi dan Baznas NTB langsung menggelontorkan bantuan berupa sembako, modal usaha dan penundaan pembayaran cicilan bank 103 pedagang disana.
“Mudah mudahan bisa membantu meringankan kesulitan para pedagang tapi juga tetap mematuhi kebijakan pemerintah selama pandemi agar selamat dari ancaman pandemi”, jelas Bang Zul di Ampenan, Senin (02/08).
Bantuan langsung yang diberikan berupa paket sembako dan uang tunai sebesar Rp 200 ribu dari Baznas dan bantuan pinjaman qordoh hasanah melalui mesjid sebesar Rp 3 juta per pedagang. Bank NTB Syariah melalui program Mawar Emas juga menyalurkan pinjaman syariah sebesar Rp 1 juta per pedagang dan Dinas Koperasi melalui bantuan UMKM memberikan bantuan Rp 1 juta per pedagang.
Sedangkan OJK berjanji akan melakukan mediasi ke bank-bank yang memberikan pinjaman para pedagang.
Selain itu, Indari, ketua Asosiasi Pedagang Lapak Pantai Ampenan mendapatkan bantuan pribadi uang tunai 2,2 juta dari Gubernur karena lapak yang hancur dan hanyut karena banjir pasang air laut.
Usai pertemuan, pedagang langsung didata dokumen resmi seperti KTP, surat keterangan usaha dan data besaran pinjaman serta nama bank peminjam.
Indari, warga yang juga ketua asosiasi pedagang mengaku sangat mensyukuri kehadiran Gubernur dan mengapresiasi respon cepat pemerintah. Namun demikian, ia meminta para pedagang tidak hanya menuntut hak tapi juga melaksanakan kewajiban mengembalikan bantuan pinjaman yang diberikan.
“Saya juga menghimbau para pedagang agar menaati awig awig (aturan) antar pedagang dan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan”, katanya.
Ia menjelaskan, sejak PPKM berlaku, para pedagang yang semula mulai berjualan dari pukul 17.00 sampai 22.00 Wita harus menutup lapak lebih awal. Kondisi ini dikatakannya membuat para pedagang menyerah karena jam buka yang singkat dan sepinya pembeli.
Sebelumnya, para pedagang di pantai Ampenan ini sempat mengibarkan bendera putih beberapa hari lalu. Kepala Lingkungan Melayu Bangsal, Sumini mengatakan, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah. Hal itu karena pedagang yang juga warga kampungnya selain tak mendapatkan pemasukan memadai selama pandemic, juga mengalami tekanan dari pihak bank dan koperasi karena tak membayar angsuran pinjaman.
“Menurut saya sudah sangat berlebihan dan merasa pihak bank dan koperasi tidak mau tahu kondisi kami karena berkurangnya penghasilan”, ujar Sumini.
Ia mengatakan, pinjaman rata rata sebesar 3 juta itu dipaksakan dibayar oleh pedagang meski ia telah memberikan surat rekomendasi sebagai pejabat lingkungan agar pembayaran angsuran bisa ditunda karena berkurangnya omzet penjualan. Selain sepi pembeli, pedagang juga harus memenuhi kebutuhan sehari mulai dapur sampai biaya anak sekolah.
“Kami sangat berterimakasih atas kunjungan pak Gubernur. Semoga kali ini, janji bantuan dari beberapa instansi benar benar diberikan bukan hanya iming iming seperti kemarin”, ujarnya. (ris/r)
No Comments