Sejarah Pembangunan Kantor Gubernur NTB, Berbiaya Rp1,2 Miliar, Diresmikan Usai Bencana Gempa Tsunami Lombok

Global FM
23 Nov 2023 08:26
4 minutes reading

 

Kantor Gubernur NTB Tempo Dulu

Pemprov NTB berencana akan merehab kantor Gubernur NTB melalui dukungan APBD 2024 setelah digunakan selama sekitar 46 tahun sebagai pusat pemerintahan Provinsi NTB. Menarik untuk diulas, bagaimana sejarah pembangunan kantor yang berlokasi di Jalan Pejanggik Kota Mataram ini.

Dikutip dari majalah milik pemerintah, Mimbar Depdagri edisi Januari – Februari 1978, kantor Gubernur NTB mulai dibangun tahun 1976 dan selesai pembangunannya di tahun 1977. Ini merupakan salah satu proyek prasarana fisik Pamong Praja (Repelita bidang Departemen Dalam Negeri).

Setelah dibangun hampir dua tahun, gedung ini diresmikan tanggal 26 Desember 1977 oleh Mendagri Amir Machmud atas nama Presiden Soeharto. Mimbar Depdagri menulis gedung perkantoran modern yang dipadu dengan arsitektur khas NTB itu dibangun lebih mempermudah tugas-tugas pemerintahan di daerah, khususnya di bidang pelayanan masyarakat.

Pembangunan kantor Gubernur NTB tahun 1976-1977 saat Gubernur dijabat oleh HR. Wasita Kusuma dan Ketua DPRD NTB M. Alwan Widjaja. Gubernur Wasita sendiri menjabat dari tahun 1966 hingga 1978. Dari dokumen yang ada, saat peresmian gedung ini, digelar seremoni yang meriah. Tari tradisional khas NTB disuguhkan untuk para tamu yang datang.

Sebelum Kantor Gubernur NTB dibangun dengan megah tahun 1976, kantor kepala daerah NTB berdiri di kawasan Kebon Raja dengan sangat sederhana. Pegiat Lombok Heritage and Science Sosciety (LHSS) Zulhakim mengatakan, kepala pemerintahan Lombok Mamiq Ripaah pasca-kemerdekaan RI mulai membangun sarana kantor-kantor pemerintahan di tahun 1950-an.

“Kompleks gedung yang pertama berada di gedung yang sekarang. Sisa bangunan lama masih ada di timur masjid gubernuran. Pembangunan dengan konsep gedung yang sekarang dimulai 1976 dan diresmikan 1977” ujarnya.

Untuk diketahui, pembangunan kantor Gubernur NTB tahun 1977 bertepatan dengan adanya bencana gempa dan tsunami di Lombok. Hari Jumat, 19 Agustus 1977, tepat pukul 14.08, gempa besar mengguncang dari bawah laut Samudra Hindia di barat daya Pulau Sumba. Tak lama kemudian tsunami menghantam pesisir selatan Sumba, Sumbawa, Lombok, hingga Bali.

Berdasarkan cacatan Kompas, di Lombok saat itu tsunami melanda Pantai Kuta dengan tinggi 4,3 m, Labuan Haji 3,2 m, Batunampar 2 m, dan Awang hingga 4,3 m. Di kawasan itu dilaporkan 65 orang meninggal (sumber lain menyebut 140) dan 37 orang hilang.

Empat bulan setelah gempa dan tsunami itulah, kantor Gubernur NTB diresmikan oleh pemerintah. Jurnalis Mimbar Depdagri Sutrisna Hari mengulas kembali bencana dahsyat tersebut usai menulis kegiatan peresmian kantor Gubernur NTB di bulan Desember 1977. Selain gempa tsunami, NTB saat itu juga dihadapkan dengan bencana kebakaran dan kemarau panjang yang berdampak kepada pertanian.

Terlepas dari semua bencana yang melanda NTB saat itu, ia dan tamu-tamu dari Jakarta memuji NTB (Kota Mataram) yang memiliki tata kota yang sangat apik. Bahkan Kota Mataram dinilai lebih apik daripada Kota Yogyakarta. Kantor Gubernur NTB yang dibangun itu melengkapi indahnya kawasan Mataram dengan jalan-jalan protokol yang besar dan rindang.

Jika dulunya kantor Gubernur NTB adalah bangunan paling modern dan paling megah di Kota Mataram, kini setelah 46 tahun berlalu, gedung kini tampak bersahaja. Ia tetap menjadi pusat pemerintahan Gubernur NTB dan sejumlah OPD. Dalam sejarahnya, belum pernah dilakukan rehab atau renovasi bersekala besar sejak diresmikan tahun 1977.

Kini Pj Gubernur NTB Drs H. Lalu Gita Ariadi  M.Si berencana akan melakukan renovasi gedung tua ini dengan anggaran Rp40 miliar. Sebab menurutnya, NTB di tahun-tahun mendatang akan semakin sibuk dengan event-event nasionalan dan internasional. Tamu dari pusat, luar daerah dan luar negeri hilir mudik datang berkunjung ke kantor ini.

Ia mengatakan, ruang-ruang berukuran medium jumlahnya masih kurang di kompleks Kantor Gubernur NTB. Berbanding terbalik dengan banyaknya kegitan yang digelar di kawasan kantor Gubernur hampir setiap hari.

“Juga sekian lama Kantor Gubernur ini. Tahun 1977 diresmikan oleh Amir Machmud (Mendagri),” katanya.

Perlunya rehab Kantor Gubernur NTB juga untuk menunjang aspek safety di gedung pemerintahan. Jika dulunya instalasi listrik hanya untuk penerangan saja, namun kini instalasi harus berstandar dan terjamin keamanannya karena dibutuhkan untuk komputerisasi, pendingin udara dan alat-alat yang membutuhkan energi listrik lainnya.(ris)

 

 

 

 

No Comments

Leave a Reply