Sampah Jadi Energi Listrik, Menteri LHK Puji Terobosan Pemprov NTB

Global FM
8 Mar 2020 20:40
3 minutes reading
Menteri LHK bersama dengan Gubernur dan Wakil Gubernur saat meninjau TPA Kebon Kongok

Giri Menang (Global FM Lombok) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, M.Sc bersama Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menginisiasi penanaman ribuan pohon berjenis Klicung di TPA Regional Kebun Kongok, Desa Suka Makmur, Kabupaten Lombok Barat, Minggu, 8 Maret 2020.

Sebelum menanam pohon, Menteri LHK, Gubernur dan Wagub, menyaksikan sampah yang diolah untuk bahan bakar energi pembangkit listrik di Kebon Kongok. Di sini, sampah yang diolah bisa mencapai 30 ton. Lalu, dimanfaatkan menjadi bahan bakar pembangkit listrik untuk PLTU Jeranjang.

Menteri LHK bangga dengan terobosan-terobosan industrialisasi yang digencarkan oleh Gubernur NTB. “Gubernur NTB ini bukan hanya kebanggaan orang NTB. Tapi, beliau kebanggaan Indonesia, saya sudah kenal lama dengan beliau,” ungkap Menteri LHK melalui rilis tertulis.

Siti Nurbaya meminta UKM TPA Kebon Kongok untuk segera mendaftarkan emisinya di Kementerian LHK. “Dengan harapan, apa yang sesungguhnya milik Provinsi NTB akan menjadi betul-betul milik NTB,” ujarnya.

Seperti diketahui, PT. PLN (Persero), memberdayakan pengelola TPA Kebon Kongok mengurai sampah yang masuk ke Kebon Kongok menjadi bahan bakar substitusi batu bara. Sampah diolah menjadi pelet.

Ahmad Rofiq, Direktur Bisnis PT PLN (Persero) Regional Maluku Papua dan Nusa Tenggara bersama GM PLN UIW NTB, Rudi Purnomoloka, dan Direktur Utama PT. Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi memaparkan kepada Menteri dan Gubernur proses industrialisasi sampah di TPA Kebon Kongok. PLN bersama anak usahanya, Indonesia Power mengembangkan penggunaan pelet sampah untuk PLTU Jeranjang berkapasitas 3 x 25 Megawatt (MW) di Desa Taman Ayu.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri dan rombongan meninjau proses pengolahan sampah yang telah diubah menjadi pelet kering yang dapat dijadikan bahan bakar, menghasilkan gas untuk kompor, serta energi listrik.

PLN saat ini telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB melakukan pendampingan kepada pengelola TPA Kebon Kongok.

Pelet dari sampah yang diproduksi, rencananya akan dimanfaatkan untuk PLTU Jeranjang yang  membutuhkan 200 ton batubara sebagai bahan bakar. Dengan substitusi sebesar 3 persen, maka dibutuhkan 600 kilogram pelet setiap jam sebagai pengganti batubara.

Secara nasional, PLN juga telah mengembangkannya. Namun industrialisasi sampah di TPA Kebon Kongok berbeda halnya dengan yang dilakukan di tempat-tempat lain oleh PLN.

“Kalau disini, diolahnya langsung di TPA. Kalau di tempat lain, diolah di deket pembangkit. PLN akan terus bersama-sama mengembangkannya dengan pemerintah. Nanti alatnya dibuat di IKM sini, di produksi oleh masyarakat sampah-sampahnya jadi pelet, dan PLN yang beli untuk bahan bakar pembangkit. Nilai ekonomisnya dapat, program Zero Waste juga jalan,” kata Ahmad Rofiq.

Sementara Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengatakan, solusi pengolahan sampah ini diibaratkan sebagai cahaya diujung terowongan. Jika terus dikembangkan, manfaat yang didapat adalah selesainya persoalan sampah, penguatan industrialisasi dengan banyaknya mesin-mesin industri yang akan dibuat oleh IKM lokal. Serta nilai ekonomis yang didapat.(ris)

No Comments

Leave a Reply