Mataram (Global FM Lombok)- Seluruh pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dinyatakan melanggar aturan terkait dengan kampanye tanpa mengantongi surat tanda terima pemberitahuan (STTP). Jumlah pelanggarannya bervariasi, ada yang sedikit, ada pula yang sangat banyak. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta kepolisian mengancam akan melakukan teguran keras serta akan diumumkan ke publik.
Hal itu mencuat saat digelar pertemuan antara KPU NTB, Bawaslu NTB, Polda NTB serta media massa yang berlangsung di kantor Bawaslu NTB, Jumat (2/3) sore. Terjadi perbedaan data antara Bawaslu NTB dengan Polda NTB terkait dengan jumlah pelanggaran STTP masing-masing pasangan calon. Namun pada prinsipnya, pelanggaran STTP tersebut diharapkan tak diulangi lagi oleh pasangan calon.
Direktur Intelijen dan Kemanan (Dir Intelkam) Polda NTB Kombes Pol. Susilo Rahayu Irianto mengatakan, dari tanggal 15 Februari – 1 Maret 2018, empat pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB sudah melakukan kampanye dialogis sebanyak 211 kali. Dari jumlah tersebut, kegiatan kampanye dengan mengantongi STTP yang dikeluarkan oleh Polda NTB hanya 16 kampanye, selebihnya mereka berkampanye tanpa mengantongi STTP tersebut.
“ Melihat bagaimana pelaksanaan kampanye, pada pilkada ini saya terheran-heran. Kegiatannya sangat banyak dilakukan baik dalam bentuk dialogis, tatap muka, namun STTP kepada kita sesuai dengan aturan sangatlah minim. Dulu pada saat pelaksanaan pemilu atau pilkada, Direktorat Intel sangat disibukkan dengan proses pemberitahuan kampanye. Namun sekarang, kita malah mengejar-ngejar,’ katanya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu NTB M Khuwailid mengatakan, di catatan Bawaslu NTB, keempat pasang Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB dari tanggal 15 Februari – 1 Maret 2018 sudah melakukan kampanye sebanyak 53 kali. Sebagian besar juga tak mengantongi STTP saat kampanye.
Menurutnya, ada banyak ragam kegiatan kampanye dialogis yang dilakukan oleh pasangan calon. Bahkan kegiatan blusukan juga tercatat sebagai bagian dari kampanye dan harus mengantongi STTP dari Polda NTB. Disamping pelanggaran berupa minimnya STTP, Bawaslu NTB juga mencatat adanya pelanggaran berupa penggunaan tempat pendidikan sebagai lokasi kampanye.
“ Pelanggarannya terjadi di KSB oleh pasangan nomor tiga. Dimana tempat pendidikan dijadikan lokasi kampanye. Sementara itu pasangan nomor empat juga diketahui berkampanye di lokasi pendidikan di daerah Kopang, Lombok Tengah,” katanya.(ris)-
No Comments