Rute Penerbangan Indonesia – China Ditutup, Wisatawan dari China Nihil

4 minutes reading
Ketua Asita NTB, Dewantoro Umbu Joka (Global FM Lombok/bay)

Mataram (Global FM Lombok) – Penutupan sementara penerbangan langsung dari dan ke China disebut mempengaruhi sektor pariwisata, tidak terkecuali di NTB. Sejak rencana penutupan tersebut diumumkan oleh pemerintah pusat beberapa waktu lalu, hampir tidak ada wisatawan China yang memesan paket wisata yang ditawarkan pelaku usaha, khususnya agen perjalanan.

“Terakhir kemarin saya cek anggota kami yang khusus menggarap pasar China, itu sudah kosong. Karena (penerbangan langsung) sudah ditutup,” ujar Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) NTB, Dewantoro Umbu Joka, Kamis (6/2) di Mataram.

Walaupun begitu, hal tersebut ditekankannya sebagai peluang baru untuk menarik pasar wisatawan lainnya ke Lombok.

Diterangkan Dewantoro, pasar wisatawan domestik dan Asia seperti Malaysia dan Singapura masih cukup besar. Terlebih Indonesia secara umum masih terbebas dari kasus penyebaran virus corona yang menjadi alasan pemerintah menutup sementara penerbangan langsung dari dan ke China.

Baca Juga : Impor Bawang Putih dari China Disetop, Harga Melonjak Naik

Hal tersebut didukung juga dengan harga tiket pesawat yang mulai turun sejak akhir Januari lalu. Diterangkan Dewantoro, saat ini penjualan paket domestik menunjukkan peningkatan karena didukung penurunan harga tersebut.

“Trennya itu wisatawan domestik yang ke Lombok sudah mulai naik, jika dibandingkan dengan tahun lalu. Ini dampak tiket murah itu,” ujarnya.

Pihaknya sendiri belum mengetahui apakah penurunan harga tiket pesawat disebabkan oleh promosi yang dilakukan maskapai atau karena adanya aturan terbaru yang dikeluarkan pemerintah.

“Sekarang ke Jakarta saja pulang-pergi hanya Rp1,4 juta. Kemarin bisa sampai Rp2,5 Juta,” sambungnya.

Baca Juga : Tiba dari Wuhan, Dua Mahasiswa NTB Jalani Karantina di Natuna

Mengingat periode Januari-Februari merupakan low season untuk aktifitas wisata, Dewantoro mengharapkan agar penurunan harga tiket tersebut dapat bertahan sampai Juni mendatang. Hal tersebut diakui dapat membantu beberapa agen perjalanan yang mengalami kosong pesanan akibat penutupan rute penerbangan dari China.

“3-4 hari yang lalu sudah mulai sepi. Anggota saya yang khusus main (menggarap, Red) wisatawan China agak repot karena tidak ada (pasar) yang lain,” ujarnya.

Sebelum merebaknya kasus virus corona, masing-masing agen perjalanan yang menggarap pasar wisatawan China disebut dapat menerima pesanan hingga 100 orang wisatawan per hari. Dimana masing-masing wisatawan bisa menghabiskan Rp5-6 juta untuk satu paket akomodasi wisata.
Berdasarkan hitungan tersebut, potensi pendapatan yang hilang disebut Dewantoro mencapai Rp600 juta. “Kita setop China, kita harus cari tambahan dari domestik dan negara yang lain,” ujarnya.

Terkait potensi wisatawan domestik sendiri, disebut Dewantoro mengalami peningkatan yang cukup drastis. Yaitu mencapai 1000 orang per hari. Baik wisatawan yang berkelompok maupun yang perseorangan.

Baca Juga : Virus Corona Masih Jadi Momok, Flu Burung Muncul Lagi

Daya beli dari wisatawan domestik sendiri diakui memiliki daya ungkit ekonomi yang lebih besar ketimbang wisatawan mancanegara. “Kalau kita fokus domestik, UMKM kita hidup. Itu yang kita harapkan. Domestik spending money-nya lebih banyak, karena mereka suka beli oleh-oleh, belanja, dan segala macam,” ujarnya.

Terpisah Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) NTB, Muahammad Tahrir, menerangkan bahwa penutupan penerbangan langsung dari dan ke China diakui akan memberikan dampak, namun tidak terlalu besar. Hal tersebut mengikuti tidak adanya penerbangan langsung dari China ke NTB.

Di sisi lain, kondisi NTB yang masih terbebas dari virus corona disebut dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan. Mengingat program wisataw menuju negara-negara di Asia banyak dibatalkan karena telah mendapati kasus positif corona. “Jadi wisatawan yang memprogramkan ke China akan mengubah programnya ke daerah lain” ujarnya, Kamis (6/2) di Mataram.

Baca Juga : Antisipasi Virus Corona, Danrem Bersama Pemda Pantau Pos Kesehatan Bandara

Hal tersebut termasuk untuk pasar wisatawan domestik yang diprediksi akan lebih nyaman berlibur di daerah sendiri untuk sementara waktu, ketimbang berlibur ke luar negeri. Mengikuti hal tersebut, pelaku usaha dan stakeholder terkait perlu melakukan promosi untuk meyakinkan wisatawan bahwa NTB masih memiliki banyak objek dan aktifitas wisata yang bisa dikunjungi. “Jadi bukan saja turis China sendiri yang di-setop, tapi kita akan mendapatkan dari beberapa negara Eropa dan luar dari China. Ikuti pasar wisata lokal maupun regional,” pungkasnya. (bay)

1 Comment

Leave a Reply

    […] By: Global FMOn: 7 February 2020, 10:56 Total 30 Orang Mahasiswa NTB Jalani Karantina untuk Antisipasi CoronaReviewed by Global FMonFriday, February 7th, 2020.This Is Article AboutTotal 30 Orang Mahasiswa NTB Jalani Karantina untuk Antisipasi CoronaMataram (Global FM Lombok) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB kembali melakukan observasi dan asesmen kesehatan pada 18 orang mahasiswa yang diketahui baru datang dari China. Sampai saat ini, total mahasiswa yang menjalani pemeriksaan kesehatan dan karantina untuk mengantisipasi penyebaran corona mencapai 30 orang. Kepala Bidang Pelayanan RSUD NTB, dr. Nyoman Wijaya Kusuma mengatakan, […]Prev […]