Oleh: Muslimin Magenda (Ketua Pemuda Muhammadiyah NTB)
Tidak dapat disangkal, peran pemuda bagi kelangsungan hidup manusia dan alam sekitar kita sangat strategis. Mereka adalah generasi tengahan, mengantongi sumbedaya dan energi paling banyak yang dapat menampung, memproduksi, sekaligus generator terbaik dalam mengejawantah ide maupun gagasan yang bertebaran di muka bumi ini.
Saya sedang membicarakan Pemuda Muhammadiyah NTB yang akan berganti generasi, Insya Allaah melalui Musywil ke 13, pada tanggal 22 Desember 2023.
Salah satu organisasi otonom (Ortom) yang dilahirkan oleh organisasi Islam Indonesia yang bernama Muhammadiyah. Ortom ini telah lahir pada tanggal 2 Mei, tahun 1932 silam.
Jika bertanya apa yang telah dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah untuk bangsa ini, maka salah satu jawabannya yakni memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Jenderal Soedirman adalah salah seorang kader pemuda Muhammadiyah yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap penjajah hingga akhir hayat. Dalam pada itu, darah dan semangat yang mengalir pada generasi pelanjutnya secara prinsip masih sama seperti generasi pendahulu.
Menjadi bagian dari Pemuda Muhammadiyah NTB, sejatinya akan memercikkan ingatan pada sejarah yang haru biru tersebut. Sudah saatnya generasi penerus ini memancarkan semangat baru yang lebih mencerahkan. Menjadi bagian terpenting terciptanya kehidupan bangsa yang penuh dengan curahan kebahagiaan di masa yang akan datang.
Tetapi, hari ini dan masa mendatang, pemuda akan menghadapi kompleksitas persoalan yang tidak main-main. Pemuda harus menaruh perhatian tentang konflik global dengan frekuensi kejadian lebih padat plus menimbulkan volume kerugian yang jauh lebih banyak dari konflik-konflik sebelumnnya. Dampaknya sangat buruk bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi masyarakat NTB. Analisa kita harus melampui kondisi zaman, setidaknya sampai pada 10 tahun ke depan.
Membangkitkan Kesadaran Brilian yang Otentik.
Kesadaran otentik pemuda saat ini sudah sangat mendesak diperlukan. Distansi perilaku dan pemikiran kita dengan orang-orang Barat begitu jauh. Mungkin hal pertama yang perlu dihilangkan saat ini adalah menghabiskan energi dan pikiran untuk saling merendahkan sesama anak negeri. Ini adalah kegiatan yang paling tidak produktif, tidak memiliki manfaat sedikitpun. Bangsa ini memerlukan pemuda yang condong ingin saling mendukung, saling membantu, dan saling melengkapi.
Tipuan yang terjadi pada zaman sekarang seperti ilustrasi lomba lari antara kura-kura dan kera. Kera yang merasa di atas angin meninggalkan kura-kura hingga tak terlihat jarak pemisah mereka berdua. Di tengah jalur lintasannya, kera melihat sejumlah buah-buahan yang lezat dengan santai beristirahat mengambil buah-buah itu, ia menyantap hingga terlampau kenyang. Sejenak ia menoleh kebelakang melihat lawannya masih jauh tertinggal, ia malah mencoba tidur. Tetapi tidurnya terlalu lelap, hingga tak menyadari berapa lama ia tertidur. Saat terbangun ia menduga si kura-kura masih tertinggal jauh di belakangnya, faktanya kura-kura itu telah sampai garis finis, dengan santai melewati kera yang tadi tertidur lelap.
Kita tidak ingin seperti kera itu, yang menduga bahwa hari ini sedang baik-baik saja. Bahwa banyak hal yang telah membuai manusia, termasuk anak-anak muda untuk terjebak dalam kondisi yang membawa mereka pada ketidak sadaran diri. Kesenangan-kesenangan dan kemudahan-kemudahan mendapatkan sesuatu yang nikmat akan membawa kita larut ke dalam palung kegelapan paling dalam.
Kita mungkin akan menjadi manusia yang tidak lagi menganggap penting adanya kaderisasi organik sebagai penyambung sumbu api semangat yang otentik. Kita mungkin akan membiarkan pembangunan media hiburan yang mengenyampingkan perubahan iklim. Kita mungkin kehilangan semangat membaca teori-teori dan berdiskusi akibat mudahnya mengakses literatur yang memanjakan tangan untuk menyalin itu sebagai kutipan tulisan saja.
Mungkin sampai hari ini masih banyak yang mempercayai bahwa Neil Armstrong telah mendarat di bulan. Tetapi sedikit yang bertanya, mengapa tidak ada lagi informasi tentang bulan dari para astronot pasca pengumuman itu hingga hari ini?
Kesadaran otentik pemuda Muhammadiyah saat ini diperlukan sebagai banteng pengetahuan kritis, menuju pembangunan kehidupan umat yang kuat di masa yang akan datang. Saya memiliki keyakinan kuat bahwa seluruh calon formatur pelanjut kami ini adalah mereka-mereka yang memiliki keindahan pikiran, jiwa besar, semangat tanpa padam, serta tingkat ketundukkan pada Ilahi Robbi yang lebih baik lagi. Ini adalah harapan yang menggembirakan hati, tentu bagi kami pimpinan saat ini, bagi bangsa dan Negara.
Akhirul Qalam, saya Muslimin Magenda, ketua PWPM NTB, dan saudara ku Rudi Arrahman, Sekretaris PWPM NTB, mewakili segenap pimpinan wilayah Pemuda Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat periode 2018-2022 menyampaikan do’a, semoga Allaah SWT mencurahkan ridho dan kasih sayangNya untuk Musywil ke 13 ini.
No Comments