Mataram (Global FM Lombok)- Ribuan petani di Kota Mataram terancam kehilangan mata pencahariannya. Hal itu lantaran lahan pertanian di Kota ini semakin menyempit. Di tahun 2031 mendatang, lahan pertanian di Kota Mataram diproyeksi hanya tersisa ratusan hektar saja dari luas lahan yang ada sekarang yakni 1.973 hektar. Namun, rata-rata lahan tersebut merupakan milik pengusaha. Sementara petani mencari nafkah di lahan itu sebagai penggarap.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Mutawalli di Mataram, Kamis (3/8) membenarkan persoalan besar yang mengancam petani tersebut. Sekarang ini, jumlah petani di Kota Mataram yang tercatat sebanyak 4.935 orang. Ia mengatakan, nasib petani ini harus diperjuangkan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pembinaan kepada mereka untuk mengembangkan pertanian dengan teknologi seperti pengembangan hidroponik.
“Ya (kehilangan mata pencaharian) kalau tidak kita antisipasi dari sekarang. Kalau mempertahankan lahan kan masalahnya pengusaha punya. Petani itu kan hanya penggarap, tidak milik sendiri. Nah harus diselamatkan petani kita karena mereka tidak serta merta dia pindah ke sektor jasa diterima karena keterampilan dan sebagainya maka biarkan saja. Salah satunya mungkin nanti adakan rutin pelatihan. Boleh saja sawahnya hilang atau berkurang, nanti alih teknologi”,katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya Dinas Pertanian telah berupaya mempertahankan lahan produktif di kota Mataram seluas 1.300 an hektar sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Namun, yang disepakati oleh legislatif hanya 700 hektar saja. Karena itu, mulai sekarang petani akan diarahkan untuk mengembangkan hidroponik dengan menggunakan teknologi. Apakah dengan persoalan ini Pemkot Mataram tidak melanggar UU tentang pangan? Ia mengatakan, pelanggaran UU tentang pangan itu akan dilanggar kalau tidak tersedia di dalam Perda RTRW.
“ Kita ini sudah ada di Perda RTRW lahan pertanian ini. Namun, luasnya tidak seperti Kabupaten lainnya di NTB yang memiliki luas lahan yang besar. Sementara kita sebagai daerah perkotaan, jumlahnya terbatas”,ujarnya. (dha)-
No Comments