Mataram (Global FM Lombok)- Bencana alam yang terjadi pada bulan Januari 2018 ini tidak saja merusak infrastuktur, melainkan tanaman para petani. Berdasarkan data dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), jumlah lahan pertanian jagung yang rusak akibat bencana alam yaitu seluas 1.700 hektar. Namun saat ini, lahan pertanian jagung belum bisa mendapatkan asuransi, karena belum diprogramkan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi kepada Global FM Lombok Senin (5/2) di Mataram. Ia mengatakan, kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut dinilai tidak terlalu signifikan. Karena lahan pertanian jagung yang ada di NTB yaitu mencapai 315 ribu hektar. Dari angka tersebut, jumlah lahan pertanian jagung yang rusak cukup kecil. Adapun sebaran lahan pertanian jagung yang rusak tersebut seperti di Kabupaten Sumbawa, Dompu, dan Kabupaten Bima.
“Makanya hanya segitu yang ada di BPTP yang mengurus mengenai bencana termasuk bencana itu angin. Tapi tidak mempengaruhi signifikan. Kita di Jagung mau diupayakan supaya ada terkena juga asuransi. Ada istilah puso maka bisa diganti. Kalau misalnya di asuransi kena dia klaim. Ini yang belum ada di jagung . Karena kan jagung ini baru booming ya,”kata Husnul Fauzi
Sementara terkait asuransi tersebut lanjut Husnul Fauzi, khusus untuk tanaman padi sudah disiapkan. Artinya, lahan pertanian yang gagal panen akibat bencana atau lainnya akan diberikan klaim asuransi oleh pemerintah. Namun untuk tanaman jagung belum tersedia.
Pemprov NTB melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan akan berupaya agar tanaman jagung juga memiliki asuransi. Sehingga jika terjadi kerusakan seperti saat ini bisa mendapatkan klaim asuransi dan tidak merugikan petani. Rencana itu akan segera diusulkan kepada kementerian terkait.(azn)-
No Comments