Rapid Test Antigen, 53 Santri dan Guru Salah Satu Ponpes di Aikmel Positif Corona

Global FM
19 Feb 2021 19:05
3 minutes reading
Covid-19 (ilustrasi)

Selong (Global FM Lombok) -Sebanyak 53 santri dan guru di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terpapar Covid-19. Terdeteksi puluhan santri dan guru ini berdasarkan hasil rapid tes antigen yang dilakukan beberapa waktu lalu dari 173 orang yang dirapid.

Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim, DR. H. Pathurrahman Jumat (19/2) pagi, membenarkan sebanyak 53 santri yang positif antigen. Dari jumlah ini, sebanyak 21 guru dan santri dirawat di rumah sakit, 15 orang dibawa ke Rumah Sakit Lombok Timur (RSLT) dan 6 orang dibawa ke RSUD dr. R. Soedjono Selong untuk menjalani isolasi di bawah penanganan. Sisanya diisolasi mandiri di Ponpes yang saat ini ditutup sementara.

Terpisahnya tempat perawatan para santri ini di dua rumah sakit milik Pemda Lotim disesuaikan pembagiannya dengan ketersediaan tempat tidur dan kondisi mereka. Guru dan santri yang saat ini diisolasi di dua rumah sakit milik Pemda itu dengan tetap memantau perkembangan kesehatannya. Apabila kondisinya memburuk, maka akan dilakukan swab.

“Nanti dokter yang menilai kondisinya apakah dilanjutkan swab atau tidak. Tapi saat ini mereka di bawah penanganan medis dan diberikan vitamin,”terangnya.

Dikatakannya, bahwa proses isolasi ini dilakukan sebagai salah satu langkah preventif pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona. “Kita tidak ingin berspekulasi. Kita khawatir nantinya positif Corona jika dibiarkan karena mereka sudah terdeteksi positif rapid antigen,”terangnya.

Terkat kondisi ini, Pathurrahman menekankan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak abai menerapkan protokol kesehatan. Kepatuhan masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepatan memutus mata rantai tersebarnya virus Corona. “Secara umum kondisi mereka baik-baik saja. Tapi kita harus tetap patuh pada protokol kesehatan,”imbaunya.

Terpisah, Kemenag Lotim mengaku belum menerima laporan terkait adanya santri dan guru yang positif berdasarkan hasil rapid tes antigen. Kendati demikian, pihaknya akan menelusuri informasi itu untuk diambil langkah-langkah preventif.

“Belum ada laporan yang masuk ke Kemenag,”aku Kasi Pontren pada Kemenag Lotim, H. Makinuddin.

Untuk wewenang penutupan Ponpes itu sendiri, Makinuddin menegaskan Kemenag Lotim tetap mengikuti kebijakan Pemda. Baik pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) apakah diberlakukan ataupun tidak meskipun Ponpes di bawah kewenangan Kemenag. Kebijakan ini mengacu pada surat edaran pemerintah bahwa ketika sekolah atau lembaga pendidikan menggelar KBM, maka wajib untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Kita dari Kemenag tetap bekerjasama dengan pemerintah untuk semua Ponpes patuh terhadap protokol kesehatan,”terangnya.

Kemenag sendiri berpandangan bahwa lebih aman ketika santri tetap untuk menggelar KBM di dalam Ponpes atau asrama. Artinya pelaksanaan KBM siswa model karantina sehingga terjamin interaksi santri terbebas dari paparan Covid-19. “Kita pernah mengimbau supaya KBM untuk asrama tetap berjalan. Dengan begitu para santri dan staf pengajar aman dari Corona. Ponpes yang ada asramanya tetap berjalan,”tutupnya. (yon)

No Comments

Leave a Reply