Mataram (Suara NTB) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatolgi Kediri Lombok Barat (Lobar) memprediksi puncak musim kemarau di NTB akan terjadi pada Agustus dan September mendatang. Curah hujan pada dasarian III Juni 2018 di wilayah NTB secara umum berada pada kategori rendah (0-50 mm/dasarian).
Sifat hujan dasarian III Juni 2018 secara umum berada dalam kondisi di atas normal.”Puncaknya (musim kemarau) diperkirakan Agustus dan September,” terang Kepala Stasiun Klimatologi Kediri Lobar, Wakodim, SP, MM ketika dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (8/7) siang.
Ia memaparkan berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) update 30 Juni 2018, di Pulau Lombok umumnya didominasi kategori masih ada hujan. Sedangkan di Pulau Sumbawa didominasi kategori pendek yakni 6 – 10 hari tanpa hujan.
HTH terpanjang terpantau di Kabupaten Bima di Kecamatan Sape (102 hari), Madapangga (89 hari). Kemudian di kabupaten Lombok Timur terdapat di Kecamatan Jerowaru (97 hari), Pringgabaya (83 hari). Sementara di kabupaten Lombok Tengah terletak di Kecmatan Pujut (90 hari), Praya Timur (89 hari) dan Praya Tengah (89 hari)
Wakodim mengatakan peluang terjadinya hujan pada dasarian I Juli 2018 di seluruh wilayah NTB berada pada kategori rendah. Dengan peluang hujan >20 mm/dasarian sebesar 50-70 persen terjadi di sebagian Lombok Barat bagian selatan dan Sumbawa bagian barat dan selatan. (nas)
No Comments