Tanjung (Suara NTB)- PT. Berjaya Lombok Tirta (BLT) siap membangun instalasi air bersih untuk memenuhi kekurangan pasokan air bersih di kawasan pariwisata, 3 Gili (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan). Perusahaan yang dikenal bonafid di Indonesia dan telah bekerjasama dengan sejumlah Pemda di Indonesia ini, telah melakukan studi kelayakan selama 3 bulan sebelum menggelar uji publik di hadapan Pemda KLU.
“Kami sudah melakukan feasibility study (studi kelayakan) selama 3 bulan. Kalau seluruh stakeholder Pemda KLU nanti setuju, maka proyek ini sudang bisa dilelang di bawah kendali BPP SPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum),” kata Direktur PT. BLT, Drs. Barat Iriansyah, kepada wartawan, Kamis (5/3) lalu.
Ia mengatakan, ketertarikan perusahaan untuk berinvestasi di KLU – khususnya 3 Gili, tidak lepas dari kekurangan air di kawasan pariwisata itu. Sedangkan di sisi lain, berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama 3 bulan, potensi air yang tersedia cukup besar untuk dibuatkan instalasi perpipaan bawah laut menuju 3 Gili.
Dijelaskan Barat, pihaknya telah melakukan presentasi perdana pada bulan Desember lalu untuk melakukan studi kelayakan selama 3 bulan sejak Desember – Februari. Setelah hasil diketahui, pihaknya meyakini akan tetap melanjutkan investasi yang ditaksir akan menghabiskan ratusan miliar tersebut.
“Studi Kelayakan kami laksanakan 6 bulan, di dahului oleh penandatanganan MoU khusus untuk studi Kelayakan. Harapan kami ini bisa disetujui, sehingga kita bergerak pada tahap selanjutnya,” jelas Barat.
Barat yang memiliki pengalaman bekerjasama dalam menyediakan air bersih di berbagai Kabupaten di Indonesia, menyebut, setidaknya terdapat 4 PDAM milik Kabupaten di Indonesia telah mempercayakannya untuk berinvestasi di bidang penyediaan air bersih. Antara lain, PDAM Gianyar – Bali, PDAM Gresik, PDAM Sidoarjo, dan PDAM Lebak. Apabila Pemerintah berhasil mewujudkan Resort Mandalika – Lombok Tengah, bisa jadi, studi kelayakan yang dilakukan di Lombo Tengah akan mencapai tahap realisasi investasi. Sayangnya, karena Resort Mandalika urung, pihaknya pun batal berinvestasi.
“Kami tidak main-main dalam investasi ini, karena dalam kerjasama dengan Perusda kami didampingi BPP SPAM. Tanpa pendapingan ini, kami akan langsung diperiksa BPK dan KPK,” ujarnya menepis keraguan bahwa pihaknya tidak menyandang “Investor Akan”.
Barat menegaskan, PT. BLT memiliki syarat baik dari SDM, teknologi hingga modal untuk membangun instalasi ke kawasan 3 Gili. Ia pun membeberkan, jika di Indonesia hanya terdapat sekitar 40 investor yang memenuhi syarat, salah satunya PT. BLT.
“Teknologi jaringan perpipaan bawah laut ini merupakan yang pertama di Indonesia, dan kami akan siapkan teknologi canggih untuk melakukan pemasangan. Kami sudah kalkulasi, pipa jenis apa yang bisa bertahan dalam puluhan tahun dan berapa ukurannya untuk memenuhi kontinyitas, kualitas dan kuantitas air bersih yang dibutuhkan,” tegasnya.
PT. BLT tegasnya lagi, sama sekali tidak berminat untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Konon lagi untuk melakukan pengeboran di daratan 3 Gili. Hal tersebut tidak lepas dari kalkulasi bisnis, di mana pada setiap meter kubik (1 M3) air bersih yang dihasilkan mengeluarkan HPP (harga pokok produksi) sebesar 1,5 dolar Amerika, belum termasuk beban listrik.
“Syarat air bersih yang dijual ke pelanggan harus memenuhi Kepmenkes, dibuktikan dengan hasil uji Laboratorium. Itu akan kami siapkan sertifikatnya setiap bulan. Apabila kami tidak mampu menyiapkan itu, pelanggan tidak usah bayar,” jaminnya.
Ia bahkan menjamin pula, sumber air yang digunakan oleh PT. BLT nantinya tidak akan mengganggu irigasi petani, maupun air untuk pembangkit listrik. Dari 3 bulan studi kelayakan, Tim Ahli dari BLT sudah menemukan setidaknya 6 titik mata air yang sangat besar. Hanya saja, titik sumber air ini belum terjamah dan ia meyakini Pemda pun tidak pernah mendiagnosa titik mata air tersebut. (ari)
No Comments