Mataram (Global FM Lombok)-
Perekonomian Provinsi NTB pada tahun 2024 diprakirakan tumbuh positif dan meningkat dibandingkan tahun 2023. Dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan terutama ditopang olehpotensi peningkatan kinerja ekspor sejalan dengan peningkatan rencana produksi konsentrat tembaga di tahun 2024 sebesar 894 ribu ton, terutama untuk mengoptimalkan kuota eksporkonsentrat hingga Mei 2024.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan, pertumbuhan positif ditopang oleh konsumsi yang diperkirakan tetap tumbuh tinggi ditopang peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 3,06 persen. Kemudian berlanjutnya bansos, serta penyerapan anggaran Pilpres dan Pilkada 2024.
“Namun demikian, pertumbuhan lebih lanjut diperkirakan relatif tertahan oleh adanya pergeseran masa panen yang diakibatkan oleh El Nino, berakhirnya proyek smelter yang bernilai signifikan, serta operasionalisasi smelter yang masih terbatas selama masa commissioning test,” kata Berry Arifsyah Harahap dalam acara Bincang Bareng Media yang berlangsung, Senin (18/3) petang.
Ia menerangkan, ekonomi NTB pada Triwulan-IV 2023 tercatat tumbuh sebesar 3,66% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,58% (yoy). Secara khusus, peningkatanpertumbuhan didorong oleh akselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan berlangsungnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru.
“Sebenarnya sudah diperkirakan pertumbuhan ekonomi di angka 3,66 persen itu, terutama kuatnya konsumsi masyarakat di akhir tahun. Nah yang menyenangkan juga yaitu pertumbuhan investasi,” katanya.
Selain itu, kinerja ekspor juga tercatat terus membaik pasca diperolehnya izin ekspor sejak Juli 2023. Adapun kinerja investasi terpantau tetap tumbuh positif meski melandai, seiring dengan penyelesaian pembangunan smelter. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2023 tercatat 1,80 persen (yoy).
“Sementara itu, dari sisi inflasi, pada Februari kemarin, NTB mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm) atau secara tahunan 3,00 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya, namun masih terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 persen,” ujarnya.
Namun demikian lajut Berry, tantangan ke depan tetap perlu diwaspadai. Sebab ada risiko ke depan yang perlu diperhatikan, baik itu dari sisi supply, maupun dari sisi demand yang secara historis meningkat khususnya pada periode Ramadhan.
Ia menerangkan, di tahun 2023 kemarin konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 4,01 persen, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 6,12 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tercatat sebesar 8,98 persen. PMTB sendiri menjadi salah satu upaya meningkatkan investasi.
“Kita optimis ekonomi NTB 2024 tumbuh positif dan meningkat, salah satunya ditopang oleh proyeksi konsumsi dan investasi yang meningkat,” ujar Berry.(ris)
No Comments