Prokes Jadi Penekanan, Perayaan Tahun Baru di Tengah Pandemi Berjalan Kondusif

5 minutes reading
Jajaran Polres Lombok Utara mendatangi setiap destinasi wisata untuk mengecek suhu tubuh pengunjung dan membagi masker (Global FM Lombok/ist)

Pemkot Mataram dan sejumlah kabupaten kota di Provinsi NTB memastikan bahwa libur panjang pergantian tahun 2020-2021 berjalan kondusif. Khususnya dengan penjagaan ketat di pusat-pusat keramaian dan destinasi wisata yang dipadati masyarakat untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Plt. Kasatpol PP Kota Mataram, Lalu Martawang menerangkan, pemerintah dalam hal ini telah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat mulai dari libur Natal hingga tahun baru. Antara lain dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) Walikota dan imbauan langsung yang prinsipnya menekankan kewajiban mematuhi protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19).

“Pembatasan-pembatasan acara atau kegiatan yang berpotensi kerumunan di tempat-tempat wisata, ruang terbuka hijau, sepanjang pantai, hotel, kafe, rumah makan dan lain-lain juga kita lakukan. Semuanya diarahkan untuk penerapan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Martawang.

Upaya lain yang dilakukan Pemkot Mataram untuk membatasi mobilisasi masyarakat selama malam pergantian tahun adalah meniadakan perayaan yang biasanya dilakukan setiap 31 Desember malam. “Kita juga melarang semua agenda perayaan tahun baru di setiap area publik yang berpotensi membuat orang berkumpul,” jelasnya.

Untuk itu, sejak 31 Desember lalu pihaknya bersama TNI-Polri telah membuat posko terpadu di beberapa titik strategis di Kota Mataram. Posko tersebut ditujukan untuk memantau masuknya warga yang ingin merayakan malam pergantian tahun di dalam kota.

Satpol PP Kota Mataram bersam dengan aparat berwajib juga menggelar razia penjual trompet, kembang api, dan pernak-pernik tahun baru lainnya. Terlebih saat malam pergantian tahun apel gabungan yang dipimpin Dandim 1606/Lobar juga digelar di halaman Pendopo Walikota Mataram sebagai persiapan patrol pembubaran potensi kerumunan.

“Lampu-lampu juga kita matikan menjelang malam pergantian tahun kemarin untuk mengkondisikan masyarakat. Supaya yang masih di luar pulang ke rumah masing-masing dan tidak merayakan tahun baru yang berpotensi penularan covid,” jelas Asisten I Tata Praja dan Pemerintahan Setda Kota Mataram tersebut.

Kendati demikian, pihaknya tidak memungkiri saat malam pergantian tahun di Kota Mataram masih ada masyarakat yang melakukan perayaan dengan membakar kembang api, baik di lingkungan msaing-masing maupun di beberapa titik lainnya di Kota Mataram. Menyikapi hal tersebut, pihaknya mengharapkan muncul kesadaran bersama di tengah masyarakat terkait upaya penanggulangan pandemi Covid-19.

“Semua ikhtiar yang kita lakukan jangan dianggap menghalangi warga untuk berekspresi ataupun bersenang-senang di malam tahun baru. Karena kondisi pandemi ini mengharuskan kita untuk taat protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mari saling menyayangi dan melindungi untuk kehidupan kedepan yang lebih baik bagi diri, keluarga dan masyarkat,” ujar Martawang.

Diterangkan, dari hasil patroli yang digelar, beberapa kerumunan warga yang merayakan maupun berlibur selam libur panjang akhir tahun berhasil dibubarkan. “Alhamdulillah warga mengikuti imbauan tersebut yang juga seiring dengan pemadaman lampu-lampu di semua area publik Kota Mataram saat malam hari,” jelasnya.

Sementara itu sejumlah objek wisata di Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang biasanya dipenuhi dengan wisatawan, pada masa pandemi ini justru terlihat bersahaja.  Tidak ada perayaan tahun baru yang menampilkan pesta kembang api seperti tahun-tahun sebelumnya.

Khusus untuk kawasan Tiga Gili, obyek wisata di tempat ini juga tidak begitu ramai. Kendati terdapat wisatawan yang masuk, namun jumlahnya tidak signifikan.

Ketua GHA, Lalu Kusnawan mengatakan, pada malam pergantian tahun, ada peningkatan jumlah tamu yang datang ke Tiga Gili sekitar 2000-an orang. Kebanyakan tamu yang datang ke Gili adalah tamu WNA yang tinggal di Bali dan Jakarta. Dimana para tamu tersebut, belum bisa kembali ke negara asalnya akibat Covid.

“Khusus untuk perayaan party tidak ada. Kita paling menyiapkan berberque dan restoran. Yang jelas perayaan tahun baru sekarang ini sesuai dengan arahan pemerintah, tidak ada keramaian,” imbuhnya.

Di tempat terpisah, perayaan tahun baru dijaga ketat oleh aparat kepolisian bersama TNI. Hal ini untuk menindaklanjuti Surat Edaran Bersama antara Bupati KLU, Kapolres Lombok Utara dan Dandim 1606 Lobar. Aparat bersama unsur pemerintah daerah menjaga obyek wisata, terutama di kawasan pintu masuk perbatasan ke KLU, seperti Klui, Pusuk, dan Sambik Elen.

Kapolres Lombok Utara, AKBP Fery Jaya Satriansyah, Sabtu (2/1), mengatakan Polres telah menerjunkan 238 personil gabungan (Polisi, TNI dan Pemda) untuk pengamanan tahun baru. Seluruhnya tersebar di tempat-tempat yang diperkirakan menjadi sasaran keramaian warga yang berkunjung.

“Pintu masuk kita jaga ketat. Jika tidak menjalankan protokol Covid, mereka langsung diminta kembali,” tegas Fery.

Penjagaan ini dilakukan polisi sampai Minggu (3/1) kemarin. Bagi masyarakat yang kebetulan berlibur di obyek wisata, diberikan toleransi sampai pukul 17.00 WITA. Setelah itu, warga akan diarahkan kembali ke kediaman masing-masing.

“Selama liburan tahun baru, masyarakat tidak diizinkan membuat acara yang mengundang keramaian. Itu kita lakukan untuk mencegah klaster Covid-19 di awal tahun 2021,” tambahnya.

Sesuai maklumat Kapolri, Polres Lombok Utara juga mencegah munculnya kasus kriminal dalam bentuk Curat, Curas dan Curanmor. Sehingga tim gabungan juga menyiagakan personil dan melaksanakan patroli.

Sama halnya di Lombok Tengah (Loteng), perayaan pergantian tahun di kabupaten tersebut berlangsung aman dan kondusif. Upaya pengetatan akses masuk warga yang dilakukan oleh aparat Polres Loteng sehingga cukup berhasil menekan potensi munculnya gangguan keamanan. Sekaligus upaya ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Loteng. Dalam kegiatan pengamanan kemarin, sejumlah pelaku kejahatan berhasil dibekuk selama operasi yustisi berlangsung, jelang dan setelah perayaan tahun baru.

Alhamdulillah kondisi daerah kita cukup kondusif selama perayaan tahun baru,” sebut Kapolres Loteng, AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK., Sabtu (2/1) lalu. Memang ada saja gangguan keamanan yang terjadi. Tetapi masih bisa ditangani. Sehingga tidak sampai meluas.

Pihaknya aku Esty harus bekerja ekstra keras dalam mengamankan perayaan tahun baru kali ini. Namun berkat dukungan aparat TNI, unsur pemerintah daerah dan elemen lainnya pengamanan tahun baru bisa berjalan lancar. “Ini semua tidak lepas dari dukungan semua elemen didaerah ini,” ujarnya. (tim)

No Comments

Leave a Reply