Praya (Global FM Lombok)- Tingginya minat masyarakat di NTB untuk membangun hunian tetap dengan konsep Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) tidak diimbangi dengan produksi panel atau bahan dasar yang memadai. Hal ini diakui Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pres Kamis (18/10) usia menggelar rapat terbatas di Bandara Internasional Lombok.
Presiden mengatakan, bantuan dana yang diberikan kepada masyarakat sudah bisa dicairkan, namun bahan baku RISHA yang diproduksi sangat terbatas. Hal ini merupakan persoalan baru yang harus segera ditindaklanjuti. Karena proses pembangunan pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi ini akan tetap dipantau. Selain itu, Presiden juga sudah mengintruksikan agar alat cetak untuk panel RISHA diperbanyak.
Untuk mempercepat pembangunan ini, TNI/Polri juga diminta agar membantu masyarakat menyiapkan material pembangunan rumah dengan konsep RISHA. Karena masyarakat sudah mulai tertarik untuk membangun hunian tetap dengan konsep rumah antigempa tersebut.
“Ya itu tadi problemnya lagi. Uangnya ada untuk komponen-komponen RISHAnya kurang cepat. Ini persoalan di lapangan yang terus saya akan lihat. Saya segera perintahkan untuk menambah cetakan. Mungkin nanti TNI dan Polri juga turun untuk menyiapkan komponen-komponen RISHA,” kata Presiden usai ratas di Bandara Internasional Lombok, Kamis (18/10)
Sementara terkait dengan target pembangunan selama enam bulan, sejauh ini belum bisa dipastikan apakah akan diperpanjang atau tidak. Karena sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan target selama enam bulan untuk pembangunan hunian tetap. “Bisa lebih cepat, bisa lebih lambat. Kita akan lihat nanti di lapangan. Yang jelas progres itu akan selalu saya pantau selalu saya cek di lapangan, baik yang ada di Provinsi NTB atau Sulawesi Tengah.
Hingga saat ini, jumlah rumah yang rusak berat berdasarkan Surat Keputusan (SK) bupati/walikota masing-masing daerah terdampak gempa lebih dari 70 ribu unit.(azm)-
No Comments