Prediksi Tiga Jawara dari Dapil ‘’Neraka’’

Global FM
5 May 2019 21:17
4 minutes reading

Johan Rosihan

DAPIL NTB I, yakni Pulau Sumbawa, disebut sebagai Dapil ‘’neraka’’. Kecilnya alokasi kursi wakil rakyat DPR RI yang diperebutkan di Dapil ini, membuat pertarungan antarpartai berlangsung dengan sengit.

Dari 16 partai politik peserta Pemilu, hanya akan memperebutkan tiga kursi. Dari data perolehan suara sementara yang diolah Suara NTB dari Dapil ini, memperlihatkan tiga partai yang berpeluang besar mengunci jatah kursi dari Dapil NTB I ini. Partai tersebut adalah PKS, Gerindra dan PAN.

Ketiga partai itu mengungguli perolehan suara sementara partai-partai besar lainnya yang lolos ambang batas parlemen seperti Partai Golkar, Demokrat, PDIP, PPP, Nasdem dan PKB.

Perolehan suara terbesar pertama ditempati Partai Gerindra, yang mengantongi dukungan sebesar 121.149 suara. Dengan demikian, Gerindra dipastikan telah memesan jatah kursi pertama di Dapil NTB I.

Kursi kedua dipastikan akan dipesan oleh PKS, yang memperoleh dukungan terbesar kedua dengan total perolehan suara sebanyak 100.986 suara. Sementara jatah kursi ketiga sepertinya akan menjadi milik PAN setelah mengantongi perolehan suara sementara terbesar ketiga yakni sebanyak 89.795 suara.

Perolehan suara PAN yang akan mengunci kursi terakhir itu berselisih tipis dengan Partai Golkar yang hanya mampu mengumpulkan dukungan sebanyak 83.689 suara. Meskipun diketahui bahwa di Pulau Sumbawa, khususnya di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Dompu merupakan basis partai beringin ini, akan tetapi partai ini terpaksa harus gigit jari.

Sementara, perolehan suara partai besar lainnya masih tertinggal jauh dibandingkan dengan perolehan suara Gerindra, PKS dan PAN. Demokrat hanya berhasil mengantongi dukungan sebesar 70.380 suara, kemudian disusul PPP dengan dukungan sebesar 58.859 suara dan PDIP dengan dukungan 57.106 suara.

Dapil NTB I disebut sebagai Dapil ‘’neraka’’, tidak saja karena kecilnya alokasi kursi yang diperebutkan. Namun juga terlihat dari peta aktor yang diturunkan bertarung di Dapil ini. Banyak diisi oleh politisi yang sudah punya nama besar, dan berpengalaman.

Beberapa nama besar yang terlibat dalam pertempuran perebutan kursi wakil rakyat di Dapil NTB I ini antara lain, H. Badrul Munir, mantan Wakil Gubernur NTB yang maju dari Partai Golkar, anggota DPRD NTB dari PPP, Nurdin Ranggabarani, mantan Walikota Bima, H. Qurais H. Abidin dari Partai Demokrat. Lalu, Johan Rosihan, Ketua Komisi II DPRD NTB dari PKS, dan H. M. Syafrudin, ST, MM dari PAN yang juga merupakan Caleg petahana.

Namun demikian, jawara pertarungan perebutan kursi wakil rakyat di Dapil NTB I tersebut menjadi milik para Caleg dari Gerindra, PKS dan PAN. H. Zainul Arifin diprediksi akan melenggang ke Senayan mewakili Partai Gerindra setelah memastikan dirinya memperoleh dukungan paling besar dari para Caleg Gerindra lainnya.

H. Zainul Arifin

Johan Rosihan diperkirakan akan tampil mewakili PKS ke Senayan setelah merajai perolehan suara di internal partainya. Johan berhasil mengantongi dukungan sebanyak 46.288 suara. ‘’Ya Alhamdulillah kalau kita lihat dari hasil perolehan sementara itu kita optimis ke Senayan,’’ katanya kepada Suara NTB.

Sementara, jatah kursi PAN sepertinya akan masih tetap menjadi milik caleg petahana, H. M. Syafrudin yang saat ini masih memimpin perolehan suara di internal partai berlambang Matahari terbit itu. Perolehan suara pribadi tokoh yang akrab disapa HMS ini mencapai 66.968 suara.

Kepada Suara NTB, Syafrudin menegaskan sejak awal dirinya memang cukup optimis dirinya akan kembali terpilih. Optimismenya ini bukan tanpa alasan, melainkan karena ia meyakini buah kerja kerasnya yang turun langsung ke seluruh desa di Dapilnya. Kiprahnya ini bukan ia lakukan hanya saat musim Pemilu semata. Sejak masa-masa awal terpilih sebagai anggota DPR RI, ia sudah mengagendakan kunjungan langsung ke hampir seluruh desa di NTB. Agenda ini ia lakukan tanpa formalitas.

Syafrudin mengakui, seorang anggota DPR RI memang memiliki kans untuk terpilih kembali. Namun, kans ini tidak akan berarti apa-apa jika sang wakil rakyat tidak tekun menyapa masyarakat yang diwakilinya. ‘’Saya masih percaya bahwa rakyat kita punya komitmen dan integritas yang cukup kuat untuk memilih wakil rakyat yang dianggap bisa mewakili harapan dan aspirasi mereka,’’ pungkasnya. (ndi/aan)

No Comments

Leave a Reply