Mataram (Global FM Lombok) – Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi NTB mendorong kalangan milenial untuk tetap melirik pertanian dalam arti yang luas sebagai salah satu sumber ekonominya. Pertanian masih memiliki potensi yang besar untuk menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat, tentunya dengan pengelolaan yang baik serta dengan sentuhan teknologi.
“ Pertanian memiliki masa depan yang cerah. Misalnya kalangan muda tak memiliki pekerjaan, maka harus lirik pertanian secara luas. Banyak hal yang kita bisa kerjakan di situ. Misalnya sebagai operator alat-alat mesin pertanian, teknisi bidang pertanian atau lainnya,” kata Ketua KTNA Provinsi NTB H. Haerul Warisin kepada Global FM Lombok Jumat (21/02).
Haerul Warisin mengatakan, lahan pertanian memang tidak banyak mengalami penambahan. Bahkan dengan semakin banyaknya keluarga yang lahir, maka luas kepemilikan lahan pertanian akan semakin kecil. Namun luas lahan yang sempit sebenarnya tidak menjadi halangan. Karena banyak petani kreatif yang bisa sejahtera dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang terbatas itu.
“Lahan sempit bisa diberdayakan dengan tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Misalnya kita punya lahan 20 are, kita tanam sayur saja, namun harus intens kita pelihara. Setiap tiga minggu kita bisa panen, seperti bayam, kubis dan lainnya,” kata anggota DPRD NTB ini.
Ia mengatakan, jika milenial tersebut memiliki latar belakang sarjana pertanian atau SMK Pertanian, maka pola pikir pertanian haruslah mampu menghasilkan ekonomi melalui aktivitas pertanian yang dilakukan secara kreatif. Sejumlah komoditas pertanian memiliki harga yang fluktuatif di pasaran, tergantung musimnya. Sehingga ini juga menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan.
Sementara itu di lahan yang lebih luas, petani juga bisa menanam benih unggul untuk dijual kepada petani. Dengan menjadi penangkar benih, keuntungan yang bisa diperoleh petani juga bisa lebih besar.” Itu menjadi salah satu contoh saja, artinya banyak hal yang bisa dilakukan pemuda di bidang pertanian ini,” katanya.
Mantan Wakil Bupati Lotim ini mengatakan, bisnis pertanian semakin terbuka lebar. Terlebih dengan adanya sejumlah aplikasi di smartphone yang memungkinkan seseorang jual beli komoditas hasil pertanian melalui smartphonenya.” Yang terampil menggunakan teknologi seperti ini kan para pemuda. Mereka bisa mengambil manfaat usaha pertanian melalui teknologi seperti ini,” tambahnya.
Ia menerangkan, perangkat organisasi pertanian di daerah ini sudah banyak, bahkan sampai ke desa-desa misalnya Taruna Tani, Wanita Tani dan lain sebagainya,” Namun pemberdayaannya yang kurang. Ini yang ingin terus kita dorong,” tutupnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB tahun 2017, luas lahan sawah di daerah ini seluas 280.125 ha atau 14.02 persen dari keseluruhan luas wilayah NTB. Dari lahan sawah tersebut, sebagian besar ditanami padi yaitu seluas 276.306 ha.(ris)
No Comments