Pilkades di Lombok Barat Makan Korban, Seorang Jurnalis Dikeroyok Pendukung Calon yang Kalah

Global FM
12 Dec 2018 17:35
2 minutes reading

Aksi kekerasan (ilustrasi)

Mataram (Global FM Lombok)- Sejumlah Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Lombok Barat berlangsung dengan suasana tegang. Sejumlah kelompok masyarakat yang tidak puas dengan hasil Pilkades melakukan unjuk rasa, bahkan melakukan aksi pengeroyokan. Salah satu korbannya adalah Fahmi, seorang jurnalis Radar Lombok biro Lombok Barat yang sedang melaksanakan tugas jurnalistiknya, Senin (10/12) kemarin sekitar pukul 17.00 Wita.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram mengutuk aksi kererasan terhadap jurnalis tersebut. AJI meminta Polres Lombok Barat mengusut dan memproses hukum pelaku pengeroyokan yang diduga pendukung salah satu calon kepala desa di Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.

Ketua Divisi Advokasi AJI Mataram Haris Mahtul, Selasa (11/12) mengatakan, kekerasan dengan alasan apapun terhadap jurnalis yang menjalankan tugas sangat tidak bisa dibenarkan. Apalagi sasarannya jurnalis yang menjalankan profesi dan dilindungi Undang Undang Nomor 40 tahun 1999.

“Kalau AJI sejak mendengar kabar ini langsung melakukan langkah advokasi, langkah awalnya mengorek informasi kepada korban, apakah dia terlibat dalam timses calon kades  sehingga ada reaksi dari pihak lain. Yang bersangkutan mengatakan tidak ada keterlibatan apapun ( dengan dukung mendukung kades tertentu-red), kami mendorong Polres Lombok Barat untuk mengusut pelakunya ini,” kata Haris Mahtul, Selasa (11/12)

Menurut keterangan korban, pada Senin kemarin sekitar Pukul 17.10 Wita, ia mendengar informasi keributan di Dusun Jerneng Kalijaga, desa setempat. Diketahui Dusun Kalijaga adalah asal Sahirpan, calon kepala desa yang kalah. Fahmi tinggal di Dusun Jerneng Mekar, dusun tetangga calon kepala desa incumbent tersebut.

Fahmi mengaku berniat meliput peristiwa itu dan melanjutkan perjalanan ke Desa Langko Kecamatan Lingsar Lombok Barat. Kebetulan Pilkades di sana juga sedang ricuh.  Tiba-tiba, ada warga yang meneriakinya dan mengarahkan telunjuk kiri memberi isyarat larangan meliput. Ada juga warga yang mengintimidasi dan memaksanya pulang. Warga lain yang terprovokasi tiba-tiba menyerangnya. Beberapa pukulan mendarat ke wajah Fahmi menyebabkan beberapa bagian wajahnya lebam. Handphonenya pun dirampas.

Sekitar Pukul 21.00 Wita, ia ditemani sejumlah jurnalis melaporkan kejadian itu ke Polsek Labuapi. Pada Selasa (11/12) pagi, laporan dilanjutkan ke Polres Lombok Barat dan menggelar audensi dengan Kapolres, AKBP Heri Wahyudi.  Fahmi mengaku heran dengan tindak kekerasan dilakukan massa pendukung calon kepala desa, karena dalam berbagai kegiatan hingga tahap kampanye tidak terlibat apalagi sebagai tim sukses.(ris)

1 Comment

Leave a Reply