Mataram (Global FM Lombok)- Para peternak ayam broiler di Provinsi NTB masih dihadapkan dengan persoalan mahalnya harga pakan. Dampkanya adalah, biaya produksi usaha pemeliharaan ayam menjadi sangat besar. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan kalangan pengusaha, lantaran potensi keuntungan yang diperoleh sangat minim.
Anggota Komisi II Bidang Peternakan DPRD NTB TGH. Hazmi Hamzar kepada Global FM Lombok, Senin (23/7) mengatakan, untuk mengurangi biaya produksi bisnis peternakan ayam, kehadiran pabrik pakan di NTB menjadi sangat penting. Karena itu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diharapkan bisa menginisiasi pendirian pabrik pakan untuk melayani kebutuhan para peternak. Salah satu BUMD yang berpotensi membangun pabrik pakan adalah PT.Gerbang NTB Emas (GNE). Potensi pabrik pakan di NTB sangat memungkinkan, terlebih bahan-bahan pakan industri sudah tersedia.
“Ini masyarakat kita ada masalah, masalah pakan ternak. Makanya bisnis itu diarahkan kesana, jadi tolonglah pimpinan perusahaan BUMD ini berpikir ke situ. Ada kesulitan masyarakat, bagaimana kita mengatasinya. Ini persoalan pakan ternak. Cukup kok uang yang diberikan APBD untuk mereka arahkan kesana,” kata Hazmi.
Hazmi Hamzar mengatakan, mahalnya harga ayam broiler di NTB saat ini tidak terlepas dari mahalnya harga pakan, disamping memang stok ayam sedang menipis. Untuk jangka pendek, pemerintah daerah dan pemerintah pusat diharapkan bisa memberi subsidi harga pakan, agar peternak ayam broiler bisa bangkit lagi. Di beberapa sentra ternak ayam, stok mereka sangat minim sehingga harga di pasar melambung tinggi. Di beberapa pasar tradisional saat ini, harga ayam broiler mencapai Rp 80 ribu per kilo.(ris) –
No Comments