Mataram (Global FM Lombok)-Pemerintah daerah bersama elemen sekolah masih mengalami kesulitan dalam menghentikan peredaran kunci jawaban Ujian Nasional (UN) yang kerapkali ditemukan pada saat pelaksaan UN di sekolah. Hal itu lantaran peredaran kunci jawaban tersebut dinilai telah menjadi ladang bisnis bagi oknum tertentu dengan memanfaatkan pelaksanaan ujian.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, Rosiadi Sayuti kepada Global FM Lombok, usai memantau pelaksanaan UN di SMPN 2 Mataram, Selasa (05/05) pagi. Ia mengatakan, oknum tertentu memanfaatkan moment UN dengan menjual kunci jawaban. Kondisi tersebut sulit diretas karena praktek penjualan tersebut diduga terorganisir sehingga tidak mudah menemukan siapa pelakunya.
“ Intinya kita tidak bisa melarang atau mencegah orang untuk berbuat curang, menurut saya ini dampak dari proses sekian tahun yang telah berjalan seperti itu, kita tidak tau asalnya, tapi bisa saja dari sekelompok orang yang dengan sengaja menjadikan UN ini sebagai lahan bisnis. Kan dia jual itu, bagaiamana kita cegah karena kita tidak tau pelakunya. Tiba-tiba sudah ada di photo kopi, di internet, di tangan siswa, dan hp anak-anak, kayakny terorganisir”, katanya.
Ia menambahkan, selain menjadi ladang bisnis, perdedaran kunci jawaban sulit diretas lantaran praktek ini telah terjadi dari tahun ke tahun. terlebih, siswa terlalu mempercayai kebenaran dari kunci jawaban tersebut yang belum diketahui kebenarannya. Untuk itu, pihaknya akan berupaya untuk mengusut tuntas peredaran kunci jawaban tersebut, melalui siswa yang terbukti menggunakan kunci jawaban. Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan aparat penegak hukum. (irs)-
No Comments