Evakuasi wisatawan dari Gili Trawangan beberapa waktu lalu
Mataram (Global FM Lombok) – Setiap kali terjadi cuaca buruk, penyeberangan wisata dengan rute Bali – Tiga Gili (Gili Trawangan, Meno dan Air) Lombok Utara ditutup sementara. Seperti saat ini, cuaca ekstrem masih berlangsung sehingga penyeberangan di rute itu ditutup sejak Minggu, 5 Januari 2020 lalu
Kondisi ini berdampak pada berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi andalan pariwisata NTB. Di balik penutupan rute ini, sebenarnya bisa menjadi potensi baru untuk dibuka rute alternatif yang memiliki potensi tersendiri untuk dikelola.
Wakil Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB, Sahlan, menerangkan bahwa ditutupnya penyeberangan kapal cepat karena kondisi cuaca buruk merupakan situasi yang lumrah terjadi. “Ini tahunan terjadi, tetapi memang berdampak pada kurangnya kunjungan wisatawan ke Tiga Gili,” ujarnya kepada media ini, Senin, 6 Januari 2020.
Untuk tetap mengunjungi ataupun keluar dari kawasan Tiga Gili, wisatawan diarahkan menggunakan penyeberangan dari masing-masing gili menuju Bangsal, Lombok Utara untuk selanjutnya menyeberang melalui Pelabuhan Lembar. Selain itu, potensi penggunaan transportasi udara juga menjadi meningkat mengikuti ditutupnya penyeberangan kapal cepat.
“Harapannya wisatawan dapat menggunakan angkutan udara sebagai alternatif akses menuju Lombok,” ujar Sahlan.
Walaupun sistem tersebut memiliki kemungkinan pembiayaan yang lebih besar, namun dari segi kenyamanan disebut lebih baik.
Penyeberangan kapal cepat dari Bali langsung menuju Tiga Gili memang memberikan dampak positif bagi kawasan tersebut, khususnya Gili Trawangan. “Tapi manfaatnya sedikit sekali bagi main island (pulau utama) Lombok,” ujarnya.
Hal tersebut mengikuti kebiasaan wisatawan yang menyeberang ke Tiga Gili dan memutuskan langsung kembali ke Bali sehingga pelaku industri di Pulau Lombok kurang merasakan dampaknya.
Untuk itu, berubahnya rute perjalanan para wisatawan yang biasanya memakai kapal cepat untuk jalur Bali – Tiga Gili dan sebaliknya memiliki potensi untuk dikelola. Di antaranya untuk transportasi darat menuju pelabuhan atau bandara, atau penawaran oleh-oleh khas bahkan kunjungan menuju destinasi lainnya yang ada di Pulau Lombok.
Dikonfirmasi terpisah Ketua Koperasi Angkutan Laut Karya Bahari, Sabarudin, menerangkan penyeberangan kapal dari Pelabuhan Bangsal menuju kawasan Tiga GIli sampai saat ini masih aman. Walaupun jumlah kunjungan wisatawan berkurang karena ditutupnya penyeberangan kapal cepat Bali – Tiga Gili untuk sementara.
“Kita di Bangsal masih seperti biasa. Kisarannya antara 600-700 penumpang (wisatawan yang menyeberang, Red) per hari,” ujar Sabarudin dihubungi Senin, 6 Januari 2020. Jumlah tersebut diakui meningkat dibanding kondisi pascagempa tahun lalu. “Dulu paling 4 sampai 5 boat, itu 200-an penumpang,” sambungnya.
Menanggapi hal tersebut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini, menyebut bahwa dampak dari ditutupnya penyeberangan kapal cepat Bali-Tiga Gili memang bisa dikelola. Walaupun begitu, kondisi tersebut hanya bersifat sementara mengikuti kondisi cuaca. “Ini kan sementara. Kalau cuacanya membaik dia kembali lagi seperti semula,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin, 6 Januari 2020. Pengaruh dari kondisi tersebut diakui Wolini cukup terasa untuk pengusaha hotel di kawasan Tiga Gili, mengingat persentase kunjungan wisatawan dari Bali hampir mencapai 50 persen.
Diterangkan Wolini yang bisa dilakukan oleh pelaku industri adalah tetap menyiapkan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Dicontohkannya seperti kondisi rute penyeberangan yang harus melewati Bangsal baru kemudian menuju pelabuhan ataupun bandara. “Ini pasti berpengaruh. Tapi kita berikan saja pelayanan yang terbaik,” pungkasnya. (bay)
4 year ago
[…] Baca Juga : Penyeberangan Kapal Cepat Bali-Tiga Gili Ditutup Sementara Akibat Cuaca Buruk […]