Penyaluran KUR di NTB Terus Jalan, Angkanya Mendekati Rp1 Triliun

Global FM
21 Apr 2020 23:53
3 minutes reading
Wirajaya Kusuma (global fm lombok/dok)

Mataram (Global FM Lombok) -Di tengah pandemi virus Corona, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di NTB tetap tinggi, bahkan angkanya mendekati Rp1 triliun. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB mencatat, penyaluran KUR di NTB sampai 31 Maret 2020 sebesar Rp933,3 miliar lebih.

Tercatat, jumlah debitur sebanyak 28.378 orang. Mayoritas merupakan pelaku usaha mikro sebanyak 23.415 debitur dengan jumlah penyaluran KUR Rp598,4 miliar. Kemudian KUR untuk usaha kecil sebanyak 1.872 debitur dengan jumlah penyaluran Rp312,9 miliar, KUR TKI sebanyak 403 debitur dengan jumlah penyaluran Rp6,1 miliar, dan kredit ultra mikro (UMi) sebanyak 2.688 debitur dengan jumlah penyaluran sebesar Rp15,8 miliar lebih.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, MH yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (21/4) memprediksi masyarakat yang akan mengajukan KUR akan lebih banyak di tengah pandemi Corona ini.

“Karena banyak butuh modal sekarang. Mungkin ada  kesulitan mengangsur cicilan. Itulah program relaksasi dari OJK. Sepanjang ada kemudahan pasti masyarakat akan meminta bantuan modal,” kata Wirajaya.

Dalam kondisi saat ini, usaha mikro dan ultra mikro dengan modal yang ada kemungkinan hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari akibat lesunya perekonomian. Untuk menambah modal, maka mereka butuh kemudahan dari akses permodalan.

“Kita pemerintah yang bantu melalui KUR. Bila perlu pemerintah turunkan suku bunga. Supaya masyarakat bisa merasakan dampak pemberian kredit lunak itu. Permintaan KUR tinggi itu bagus. Karena memberikan modal usaha bagi UMKM,” katanya.

Bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), kata Wirajaya, mungkin mereka sudah punya saving untuk bisa tetap bertahan dalam kondisi saat ini. Tetapi bagi usaha mikro dan ultra mikro seperti pedagang bakulan atau pedagang asongan yang membutuhkan modal di bawah Rp10 juta, butuh kemudahan akses permodalan melalui KUR.

“Kita harpkan ada kemudahan mendapatkan akses permodalan. Kemudian ketika sudah meminjam ada relaksasi dan restrukturisasi atas kewajiban yang akan dibayar. Misalnya dijadwalkan bayar cicilan tahun depan,” harapnya.

Berdasarkan data penyaluran KUR sampai 31 Maret 2020, terdapat 11 sektor dengan jumlah debitur 28.378 orang. Dengan jumlah penyaluran KUR sebesar Rp933,3 miliar. Terbanyak untuk sektor perdagangan besar dan eceran 13.008 debitur dengan penyaluran Rp459,6 miliar. Kemudian sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 9.738 debitur dengan penyaluran Rp243,8 miliar.

Selanjutnya, industri pengolahan 2.471 debitur dengan penyaluran KUR Rp93,9 miliar, sektor jasa kemasyarakatan, sosial, budaya dan hiburan 1.428 debitur dengan penyaluran Rp51,2 miliar, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi 237 debitur dengan penyaluran Rp17,2 miliar.

Selain itu, sektor perikanan 487 debitur dengan penaluran Rp15,1 miliar. Sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 718 debitur dengan penyaluran Rp41,7 miliar. Sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 250 debitur dengan penyaluran Rp8,4 miliar dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 22 debitur dengan penyaluran Rp1,1 miliar. Sedangkan sektor lainnya seperti jasa pendidikan, konstruksi, penerima kredit bukan lapangan usaha, pertambangan dan penggalian penyalurannya di kisaran puluhan hingga ratusan juta. (nas)

No Comments

Leave a Reply