Mataram (Global FM Lombok)- Ada sejumlah opsi yang sedang dimunculkan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan akomodasi menjelang pelaksanaan MotoGP bulan Maret 2022 mendatang. Terlebih Presiden Jokowi sudah memberi sinyal untuk menambah jumlah penonton MotoGP dari 65 ribu menjadi 100 ribu orang. Sehingga masalah ketersediaan akomodasi menjadi hal yang harus dicarikan jalan keluarnya.
Adapun kamar hotel berbintang di Pulau Lombok sudah nyaris 100 persen sudah dipesan oleh calon penonton MotoGP. Sementara homestay yang tersebar di sejumlah destinasi wisata di Pulau Lombok hingga kini belum banyak yang penuh, atau dengan kata lain masih banyak yang tersedia. Namun diyakini, kamar homestay pun pada saatnya akan penuh oleh tamu yang menginap saat MotoGP.
Sehingga untuk mengantisipasi kekurangan akomodasi, saat ini sedang dilakukan pendataan rumah-rumah penduduk di Pulau Lombok yang bisa menjadi homestay yang difasilitasi oleh BUMN Hospitality of Indonesia Network (HIN).
“Hospitality of Indonesia Network yang akan membantu masyarakat nanti. Jadi nanti harga kamarnya itu akan dibundling dengan harga tiket. Saat ini sedang dilakukan pendataan, kami dari beberapa hari terakhir terus keliling,” kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Tengah Ida Wahyuni Sahabuddin Rabu (19/1) kemarin.
Ia mengatakan, jumlah pasti berapa orang yang akan diizinkan menonton MotoGP Maret mendatang sangat penting, sebab hal ini berkaitan dengan penyediaan akomodasi di lapangan. Hal itu juga yang masih dipertanyakan oleh Pokdarwis di desa wisata maupun di kampung wisata.
“Termasuk di sana kos-kosan yang berstandar sudah dimasukkan dalam data akomodasi tamu MotoGP itu,” ujarnya.
Memang ada opsi berupa penyediaan camping ground di sejumlah titik, namun ia menilai opsi camping ground kurang efektif sebagai alternatif akomodasi lantaran masih dalam kondisi musim hujan. Sehingga solusi utama kata Ida yaitu rumah-rumah penduduk. Di Lombok tengah sendiri ditargetkan sebanyak 15 ribu rumah penduduk yang akan dikonversi menjadi homestay.
Yang akan mengawasi dan menilai rumah-rumah penduduk agar sesuai dengan standar homestay adalah Hospitality of Indonesian Network itu. “Sudah ada klasifikasi di aplikasi itu, misalnya mana rumah yang pakai toilet jongkok, mana yang pakai toilet duduk. Terus nanti masyarakat yang punya mobil atau motor bisa memasukkan di aplikasi itu, apakah bisa langsung disewakan atau bagaimana gitu” tambahnya.
Menurutnya, potensi rumah penduduk menjadi homestay itu snagat banyak, terutama di desa-desa wisata. Misalnya di Desa Wisata Setanggor saja, ada sekitar 200 rumah penduduk yang siap menjadi homestay selama event MotoGP berlangsung. “ Sambil kita melakukan edukasi bagaimana hospitalitynya, ini pekerjaan berat memang, namun kita hanya lelah di awal saja, besok-besok tinggal repeat order atau memberbaiki fasilitas kedepannya,” tutup Ida.(ris)
No Comments