Giri Menang (Global FM Lombok)-Sebagai rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di NTB, digelar dialog dengan para juri untuk penerima Adinegoro Senin (08/02) pagi di Lombok City Centery (LCC) Lombok Barat. Dialog tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Radio Suara Suarabaya Errol Jonathans, Hermin Y Kleden executive board Tempo, dan Gatot Eko yang merupakan juri bidang karikatur.
Dalam dialog tersebut Hermin Y Kleden, executive board Tempo mengapresiasi dialog yang dilakukan secara terbuka. Karena dalam kegiatan tersebut masyarakat umum bisa mengikuti dan bertanya langsung tentang apa yang terjadi serta kesalahan yang dianggap sering dilakukan oleh media dalam memberikan informasi kepada masyarakat. “Ini sangat terbuka, ruanganya terbuka, anak-anak boleh masuk, perempuan-perempuan banyak yang datang dan anak-anak mudanya,”kata Hermin
Namun terkait dengan anugerah Adinegoro, wartawan diharapkan tetap meningkatkan kapasitas diri dalam bidang jurnalisme. Namun dia menilai kualitas wartawan di daerah masih kekurangan fasilitas pendukung. Sedangkan media-media besar memiliki fasilitas yang cukup memadai dan pelatihan-pelatihan juga sering dilakukan untuk meningkatkan kemampuan para wartawan. Dengan persoalan tersebut, wartawan di daerah dinilai wajar jika mengeluhkan kondisi itu.
“Semua yangg dipusat itu kan fasilitasnya banyak, media-media besar itu lokasi training, information kita punya. Kalau daerah itu kekurangan, kekurangan trainer yang bagus, kekurangan media dengan coverage yang luas, itu membuat wartawan bisa komplain,” Hermin Y Kleden executive board Tempo
Ia mengharapkan kepada lembaga-lembaga yang memiliki pusat informasi untuk lebih memperhatikan masalah tersebut. Sehingga pihaknya selalu mendorong pelatihan jurnalistik agar dilaksanakan didaerah.
Sementara itu, Direktur Utama Radio Suara Suarabaya Errol Jonathans mengatakan bahwa paradigma bad news is good news sudah tidak berlaku lagi di medianya. Karena setiap masalah diselesaikan dengan cara-cara yang terhormat. Diterangkan dalam memberikan informasi kepada masyarakat memiliki rumus yaitu Akurat+Berimbang+Jelas=kredibiltas. Karena jika media sudah kehilangan kredibilitas maka sulit untuk mendapatkan kepercayaan.
“Setiap masalah mari kita selesaikan di radio dengan cara-cara yang terhormat, kemudian ada rumusnya a+b+c=c. A itu adalah Accurate atau keakuratan ini penting dalam jurnalisme, B yaitu Balance berimbang dan C yaitu Clearity ada kejelasan. Jadi akurasi ditambah berimbang dan jelas menghasilkan Kredibiltas. Sekali media masa kehilangan kredibiltas maka akan sulit untuk menapatkan kepercayaan”kata Errol
Dalam media elektronik seperti radio tidak cukup dengan memiliki suara yang bagus melainkan kecerdasan. Karena jika tidak memiliki kemampuan yang cukup, maka tidak akan memampu untuk menggali peristiwa yang terjadi. Selain itu, jika radio hanya menghibur diri saja maka media tersebut tidak berfungsi sebagai media yang sesungguhnya.
Diterangkan Errol, penerima Anugrah Adinerogo untuk radio pada tahun ini yaitu karya dari Bayuwangi. Dimana yang diceritakan tentang peristiwa Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi sekitar 10 atau 15 tahun silam. Sementara itu nominasi Adinegoro di media radio yaitu di pedalaman Kalimantan, yang menceritakan kesulitan akses anak-anak untuk bersekolah. Karya-karya human interest menjadi perhatian para juri augrah Adinegoro, sehingga tidak didominasi oleh isu-isu tertentu.(azm)-
No Comments