Tanjung (Global FM Lombok)- EKONOMI di tahun 2021 ini diproyeksi mengalami pemulihan. Sejumlah indikator menunjukkan optimisme perbaikan. Para pemilik modal dapat mempertimbangkan lampu hijau untuk tidak terus menerus mengerem investasinya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji beserta jajaran pimpinan seperti Sarwoto dan Iwan Kurniawan selaku Kepala Diputi Perwakilan BI NTB menggelar diskusi terbuka dengan sejumlah awak media di Pantai Nipah, Kabupaten Lombok Utara, Sabtu (17/1) kemarin.
Dalam kesempatan ini, Heru Saptaji memaparkan banyak hal tentang perkembangan ekonomi, sistem pembayaran dan pengembangan UMKM yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi NTB selama tahun 2020.
Pertumbuhan ekonomi global di akhir tahun 2020 lebih baik dari perkiraan sebelumnya, didukung oleh fatality rate yang menurun dan pemenuhan kebutuhan vaksin global yang mencapai 80%. Perkiraan pertumbuhan yang lebih tinggi tercermin dari perkembangan ekspor yang meningkat, peningkatan indeks PMI di sejumlah negara (AS dan Tiongkok), serta menurunnya tingkat pengangguran di sejumlah negara.
Diperkirakan ekonomi global akan tumbuh 5% (yoy) di tahun 2021, didukung dengan telah dilakukannya vaksinasi di sejumlah negara pada awal tahun 2021. Sejalan dengan hal tersebut, perekonomian nasional pada tahun 2021 juga diperkirakan tumbuh positif didukung oleh prospek lapangan kerja yang lebih baik, dana stimulus fiskal yang masih berlanjut, penerapan Omnibus Law untuk mendukung iklim investasi, serta manufaktur mendukung permintaan ekspor global. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh pada kisaran 4,8%-5,8%, dengan inflasi 2021 ditargetkan 3 + 1 % (yoy).
Demikian juga perekonomian NTB terus menunjukan perbaikan tercermin dari berkurangnya kontraksi pertumbuhan ekonomi NTB dari -1,40% (yoy) di triwulan 11-2020, menjadi -1,11% (yoy) pada triwulan III-2020. Dibandingkan triwulan sebelumnya, perekonomian NTB tumbuh positif 3,01% (qtq) di triwulan III-2020.
Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian NTB pada tahun 2020 akan tumbuh pada kisaran 0,2-0,6% (yoy), didukung oleh terjaganya inflasi NTB pada koridor yang baik yaitu 0,60% (yoy) pada Desember 2020, lebih rendah dibanding inflasi nasional 1,68% (yoy). Kinerja intermediasi perbankan di NTB juga masih terjaga baik dimana penyaluran kredit tumbuh 16,48% (yoy) dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,03% (yoy) pada November 2020.
“Capaian positif ini perlu kita syukuri karena meski dihadapkan pada situasi yang sulit di sepanjang tahun 2020, kita mampu menghindari instabilitas moneter, fluktuasi nilai tukar yang tajam, serta kondisi-kondisi seperti panic buying yang dapat mengakibatkan lonjakan inflasi serta penurunan kondisi ekonomi yang lebih dalam,” ujar Heru Saptaji.
Ke depan, Bank Indonesia optimis ekonomi NTB pada tahun 2021 akan cepat pulih dan tumbuh pada kisaran 3,8 – 4,2%, bahkan diproyesksikan tumbuh sampai 5 persenan dengan inflasi pada kisaran 3 + 1% (yoy). Hal ini didukung dengan salah satu syarat utama yaitu vaksinasi yang telah mulai dilakukan pada awal tahun 2021 ini.
Dari aspek sistem pembayaran, Bank Indonesia Provinsi NTB mencatat secara agregat jumlah inflow (uang masuk ke Bank Indonesia dari setoran perbankan) – outflow (uang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan) selama tahun 2020 tercatat sebesar Rp16,54 triliun atau menurun sebesar 16,88%. Namun demikian, transaksi non-tunai terus menunjukan trend peningkatan khususnya pada transaksi RTGS dan uang elektronik. Tercatat jumlah merchant QRIS di NTB pada Desember 2020 telah mencapai sebanyak 57.407 merchant atau tumbuh 129,34% (ytd).
Pada aspek pengembangan UMKM, Bank Indonesia Provinsi NTB pada tahun 2020 telah melakukan pembinaan terhadap UMKM klaster binaan yanp terdiri dari Klaster Sapi, Klaster Cabai, Klaster Bawang Putih, Klaster Gula Aren, Klaster Padi, Klaster Kopi, dan Klaster Tenun. Di samping itu, Bank Indonesia juga terus mendukung pengembangan wirausaha muda di NTB melalui program WUBI (Wirausaha Bank Indonesia), yang pada tahun 2020 Bank Indonesia NTB melakukan pembinaan terhadap 18 WUBI meningkat dibandinpkan tahun 2019 sebanyak 14 WUBI.
Pada tahun 2021, Bank Indonesia Provinsi NTB akan terus meningkatkan dukungan terhadap UMKM dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi di Provinsi NTB, antara lain salah satunya melalui dukungan program produk lokal bersama perbankan dan pemerintah daerah di NTB.
Heru Saptaji menjelaskan kembali mengenai kebijakan Bank Indonesia dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi di tahun 2021 dengan rumusan 1+ 5, yaitu 1 (satu) berupa syarat vaksinasi dan disiplin protokol COVID-19, dan 5 (lima) strategi pembangunan ekonomi daerah (dimensi ekonomi) meliputi (1) pembukaan sektor produktif yang aman, (2) percepatan stimulus fiskal, (3) peningkatan kredit (sisi permintaan dan penawaran), (4) stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, dan (5) dipitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM. Rumusan tersebut merupakan hal yang perlu dilakukan dan disinergikan oleh berbagai pihak dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif serta inflasi yanp terkendali pada tahun 2021.
“Sebetulnya tidak ada keragun lagi untuk mendorong belanja modal. Kalau terus-terus ditahan, jangan sampai kita meratapi kemudian,” demikian Heru Saptaji.(ris)
No Comments