Pemuda GaMa Kota Mataram: Pilih Pemimpin dengan Track Record Baik, Obsesi Bukan Kekuasaan dan Tidak Feodal

Global FM
28 Dec 2023 08:18
2 minutes reading

Mataram (Global FM Lombok)-

Pemuda Ganjar-Mahfud (GaMa) Kota Mataram NTB mengimbau anak muda yang telah memiliki hak pilih untuk memilih pemimpin denga track record dan intergritas yang baik.

Selain itu, memilih pemimpin pada tahun 2024 mendatang anak muda juga perlu mempertimbangkan pemimpin yang peduli pada suara anak muda, tidak terobsesi pada kekuasaan, dan anti feodalisme.

Pernyataan ini diucapkan oleh Yusril Ihsa Mahendra, youtuber asal Bima, pada Dialog Kepemudaan GaMa Mataram dengan tema “Pemimpin Masa Depan untuk Indonesia Unggul” di Sayung Restaurant.

Dialog yang berlangsung interaktif ini dihelat pada Selasa malam, 26 Desember. “Track record dan integritas yang baik serta tak terobsesi pada kekuasaan yang melahirkan feodalisme dan kekuasaan otoriter itu akan menjadi standar dan kriteria pemimpin masa depan yang memahami persoalan bangsa,” kata Yusril.

Masih menurut Yusril, Indonesia butuh pemimpin masa depan yang beritegritas yang bukan semata-mata berusia muda. Karena, menurutnya, percuma berusia muda namun berkuasa melalui proses politik dinasti.

“Untuk tampil sebagai pemimpin bangsa, anak muda harus melalui proses demi proses,” tegas Yusril.

Senada dengan Yusril, Prof Gatot yang juga turut jadi pembicara dalam dialog tersebut menyatakan bahwa memang memilih pemimpin perlu melihat sepak terjang mereka di masa lalu.

“Ganjar-Mahfud adalah dua sosok yang punya integritas. Lihat saja komitmen mereka pada pemberantasan korupsi. Ganjar membuktikannya lewat pengelolaan anggaran yang baik di masa dia jadi gubernur Jawa Tengah. dan Mahfud sendiri punya komitmen pada penegakan hukum,” kata Prof Gatot.

Prof Gatot juga menambahkan, Ganjar menyerap aspirasi dan menyuarakan keterlibatan perempuan di legislatif. “Ganjar juga mengayomi orang-orang difabel. Lihat saja saat debat perdana, dia menyinggung pertemuannya dengan kaum difabel di NTB,” sambungnya.

Belum pula kata Prof Gatot, visi misinya pada bidang kesehatan dengan menyediakan di setiap puskesmas pembantu di desa ada satu dokter.

“Di setiap puskesmas tiap desa,” katanya. Prof Gatot juga menyebut visi misi lain Ganjar-Mahfud pasda aspek-aspek lain seperti ketahanan pangan, pendidikan, dan lain-lain.

Dialog berlangsung dengan tanggapan beberapa peserta. Misalnya, salah satu peserta dialog yang sekaligus relawan GaMa, Supriyanto, mengatakan bahwa memilih figur pemimpin itu harus yang mampu menjawab tantangan yang dihadapi masyarakatnya.

“Kalau memilih pemimpin seperti membeli handphone, hanya ikut-ikutan teman, atau bisa dirayu iming-iming, maka kita tak akan bisa memahami spesifikasi pemimpinnya,” katanya memberi perumpamaan.(r)

No Comments

Leave a Reply