Mataram (Global FM Lombok)- Pemerintah Koat Mataram sedang mengakaji kebijakan yang harus dilakukan agar dampak bencana gempa bumi tidak terlalu besar terhadap peningkatan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Kota Mataram. Saat ini, angka kemiskinan di Kota Mataram sebesar 9,55 persen dan jumlan pengangguran mencapai 12 ribu jiwa. Dengan adanya bencana, angka tersebut diprediksi akan bertambah meski persentasenya belum bisa dipastikan.
Hal itu dikatakan Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh usai peringatan HUT Kota Mataram yang ke 25, Jum’at (31/8). Dia mengatakan, Kota Mataram merupakan daerah yang mengandalkan sektor jasa dan perhotelan. Oleh sebab itu, harus ada solusi konkret dengan meyakinkan masyarakat dan wisatawan bahwa Kota Mataram tetap aman dan akan segera pulih pascabencana gempa sehingga wisatawan tidak merasa khawatir untuk datang ke kota.
“Di Kota Mataram ini kan basis kita jasa, perdagangan, perhotelan. Nah dengan kejadian gempa ini pasti ada pengaruhnya di Kota Mataram, tentu ada potensi yang akan menambah pengangguran dan kemiskinan. Karena itu kami sedang lakukan kajian. Pertama kita harus yakinkan kepada masyarakat dan juga tamu-tamu kita bahwa kota akan segera pulih kembali supaya jangan ada kekhawatiran untuk datang ke kota”,katanya.
Dia mengatakan, pemerintah harus bekerja keras dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Karena itu, pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum sudah mulai melakukan pembongkaran bangunan yang rusak dan melakukan pembersihan. Selain itu, pemerintah harus bergerak cepat untuk memulihkan daya beli dan konsumsi masyarakat karena hal itu merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap peningkatan angka kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, jumlah pengungsi di Kota Mataram mencapai 103.389 orang yang tersebar di 1.022 titik (dha)-
No Comments