Tanjung (Global FM Lombok)-Pembukaan lahan di kaki Gunung Rinjani dituding menjadi penyebab kekeringan di wilayah kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Adanya sumber air di wilayah Sekeper tidak mampu memberi manfaat bagi beberapa desa di wilayah hilir seperti desa Sesait, Dangiang, Santong Mulia, dan desa Kayangan.
Karyadi, warga dusun Lokoq Are, Desa Sesait kecamatan Kayangan, KLU menuturkan, kesulitan air dirasakan oleh warga sejak pembukaan lahan di kawasan tersebut tahun 2006 silam. Dimana hutan di kaki gunung Rinjani dijadikan hutan tanaman rakyat. Agar sumber air Sekeper bisa dimanfaatkan oleh warga yang tinggal di hilir, warga meminta agar dibuat bendungan atau waduk. Bandungan menjadi kebutuhan masyarakat untuk irigasi pertanian.
“Yang mengalir ke bawah itu kok sangat kecil sekali. Keinginan warga bagaimana air yang sangat besar itu bisa sampai ke hilir. Padahal pemakai air disini delapan desa, sementara yang terairi sekarang kurang lebih empat desa dengan debit air yang sekarang ini. Apalagi musim kemarau seperti sekarang ini, masyarakat banyak yang tanam palawija, tanam padi, dan tanam tembakau saling berebut air.” Kata Karyadi.
Karyadi mengatakan, akibat kekurangan air, banyak petani di Kayangan gagal panen pada musim tanam awal tahun ini, padahal kondisinya masih dalam musim penghujan. Apalagi beberapa bulan kedepan wilayah Lombok akan memasuki musim kemarau, maka petani di Lombok Utara dikhawatirkan akan gagal panen lagi karena minimnya air irigasi di kaki gunung Rinjani.
Selain kekurangan air irigasi,warga di desa Sesait kecamatan Kayangan juga mengalami kekurangan air bersih meskipun secara geografis mereka tinggal di kaki gunung Rinjani. Air bersih tidak mengalir maksimal lantaran pipa dan penampungan air sudah rusak, sedangkan warga sekitar belum mampu membelinya dengan kualitas yang standar.
Ketua kelompok air bersih desa Sesait, kecamatan Kayangan Rosiadin mengatakan, ribuan jiwa yang tinggal di di desa Sesait cukup kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Pipa air saat ini sering tersumbat sehingga bak penampung air sering kosong. Karena itu warga butuh pipa yang mampu mendistribusikan air dengan baik sampai ke rumah warga.
Hamdan, salah seoarang warga desa Sesait menuturkan, beberapa waktu lalu pernah ada program perbaikan fasilitas air bersih didesa ini, namun karena kepentingan politik, bantuan itu justru dialihkan.
Anggota DPRD NTB M Hadi Sulthon mengatakan, perbaikan fasilitas air konsumsi menjadi cukup mendesak mengingat provinsi NTB hingga akhir tahun diprediksi akan memasuki masim kemarau. Dia meminta agar pemerintah kabupaten Lombok Utara tidak mengabaikan persoalan masyarakat lantaran sibuk dengan urusan Pilkada. Masalah air bersih mestinya menjadi prioritas untuk ditangani oleh pemerintah daerah.(ris)-
No Comments