Mulai tanggal 11 Oktober 2023, pengguna jasa angkutan penyeberangan Pelabuhan Kayangan dan Poto Tano diharuskan memesan tiket kapal Ferry secara online. Migrasi sistem pembelian tiket dari manual ke digital tersebut disambut baik oleh Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kayangan.
Ketua Gapasdap DPC Kayangan Iskandar menjelaskan sejak awal pihaknya telah gencar melakukan sosialisasi penerapan sistem e-tiket.
“Kami sangat mendukung penerapan pembelian tiket Ferry online ini. Ini merupakan langkah dalam memajukan pelayanan di pelabuhan. Pengguna jasa penyeberangan dapat membeli tiket tanpa harus langsung ke pelabuhan,” kata Iskandar, Senin (9/10/2023).
Jelang hari H migrasi, Iskandar memastikan masyarakat pengguna jasa sudah siap dengan perpindahan sistem tersebut. Sejauh ini, ASDP Kayangan telah mengumumkan jika pembelian tiket online akan sepenuhnya diterapkan. Kata Iskandar, penerapan sistem sepenuhnya itulah yang diantisipasi.
“Memang kita mengantisipasi masyarakat yang masih awam tentang langkah penyesuaian pembelian tiket ini. Apalagi sistem ini melalui perangkat elektronik yang tidak semua pengguna jasa memahaminya. Khusus untuk klasemen itu, kami terus berupaya melakukan sosialisasi secara intens,” papar Iskandar.
Migrasi pembelian tiket dari manual ke digital dikatakan sudah diterapkan di pelabuhan penyeberangan di Indonesia. Pelabuhan Kayangan dan Poto Tano termasuk yang terakhir menerapkannya. Hal ini karena dibutuhkan sosialisasi terlebih dahulu. Dengan harapan adaptasi atas perubahan sistem tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Iskandar menerangkan, sebelumnya perubahan sistem pembayaran dari tunai ke elektronik cashless sudah berhasil dilakukan. Sistem nirtunai tersebut sudah diterapkan seratus persen. Sehingga dari evaluasi keberhasilan tersebut, ASDP Kayangan dinilai sudah mampu menerapkan pembelian tiket online bagi para pengguna jasa.
Perubahan memang harus dilakukan. Pemakai jasa mau tidak mau harus mampu mengikuti perkembangan zaman atas tuntutan penyesuaian yang diterapkan pelabuhan.
“Mau tidak mau masyarakat sebagai pemakai jasa dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian. Hari ini semua pelaksanaan transaksi sudah beralih ke digital. Namun tuntutan dari perubahan ini tentu mengharuskan adanya peningkatan layanan,” jelasnya.
Ke Depan Penumpang Dapat Memilih Kapalnya Sendiri
Iskandar menerangkan, selain memudahkan pengguna jasa dalam melakukan transaksi pembelian tiket, sistem pembelian tiket kapal digital juga akan dapat mengurai kemacetan antrian di loket pembelian. Terutama di hari-hari tertentu seperti arus mudik dan balik lebaran, juga libur natal dan tahun baru.
Peralihan sistem tersebut memang tidak serta-merta dilakukan. Namun melalui proses pengkajian panjang. Terutama pada pelabuhan-pelabuhan besar dengan mobilitas tinggi seperti Merak-Bakauhuni.
“Dengan sistem e-tiket ini, antrian di loket akan terurai, dan jam berangkat juga akan terjadwal. Sehingga penumpukan antrian sangat bisa dicegah dan diantisipasi,” terang Iskandar.
Sistem itu sendiri saat ini melayani pembelian tiket secara online dengan sistem pembayaran digital yang sudah tersedia di berbagai platform uang digital. Selain pemesanan dan pembayaran, sistem itu juga menyediakan pilihan waktu berangkat, berupa tanggal dan jam tertentu yang tersedia.
Kata Iskandar, selain memastikan tidak terjadinya penumpukan, ASDP juga bisa melakukan evaluasi melalui data pemesanan e-tiket.
“Kita juga akan tahu berapa kapasitas penumpang yang akan menyeberang. Karena pemesanan dilakukan sehari sebelum penyeberangan. Di sini kita bisa tahu, jika banyak, kita bisa menambah armada yang beroperasi,” jelasnya.
Selain itu, ke depan Gapasdap juga mengharapkan adanya pilihan kapal. Penumpang akan dapat memilih kapal mana yang akan ditumpangi. Hal itu bisa jadi diterapkan.
“Sehingga dari jumlah penumpang yang memilihnya, kita juga bisa tahu dengan pasti mana kapal yang pelayanannya maksimal dan butuh ditingkatkan,” sambungnya.(ris)
No Comments