Mataram (Global FM Lombok)- PT.Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku BUMN yang mengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok menargetkan pembebasan lahan untuk pembangunan sirkuit MotoGP di kawasan tersebut akan tuntas sebelum bulan Oktober 2019. Pasalnya, pembangunan sirkuit MotoGP akan dimulai pada bulan Oktober mendatang.
Direktur Operasional PT. ITDC, Ngurah Wirawan, Rabu (12/6) di Kuta Mandalika menyebutkan, sejauh ini masih ada lahan seluas 3,5 hektar yang belum dibebaskan dari kebutuhan lahan lintasan sekitar 5 hektar. Kendalanya yaitu warga belum sepakat soal harga yang ditawarkan PT ITDC sebesar Rp 70 juta sampai Rp 80 juta per are. Harga itu merupakan hasil apraisal harga lahan. Sementara warga ingin harga lebih tinggi, yakni sebesar Rp 100 juta hingga Rp 150 juta per are.
“Kendalanya lerbih kepada masalah harga saja. Kalau masalah kesepakatan kesediaan masyarakat alhamdulillah mareka sudah menyadari pentingnya lokasi ini untuk dijadikan track, namun penentuan mengenai harga apraisal yang wajar sedang dalam mekanisme penyelesaian. Dari lima hektar itu, kita sudah dapat 1,5 hektar, masih 3,5 hektar lagi masih sedang proses,” kata Ngurah Wirawan, Rabu (12/6)
Dikatakan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) akan mengarahkan Ditjen Pengadaan Tanah untuk menjembatani PT. ITDC dengan masyarakat. Sehingga diharapkan akan ada percepatan dalam proses pembebasan lahan tersebut. Pihaknya juga berharap akan ada solusi terhadap persoalan harga lahan tersebut.
Menurutnya, lintasan sirkuit MotoGP yang akan mulai dibangun pada akhir tahun 2019 ini dipastikan bisa digunakan untuk balapan mobil Formula 1 (F1). Namun demikian, PT.ITDC masih butuh persiapan untuk menjadikan Mandalika sebagai tuan rumah balap F1 karena penyelenggaraannya butuh biaya yang lebih besar dan lebih kompleks dari MotoGP.
Dia mengatakan, kemungkinan Mandalika untuk menjadi tuan rumah balap F1 adalah pada tahun 2024, yakni setelah tiga kali event MotoGP digelar di Mandalika. “Secara teknis sirkuit MotoGP Mandalika bisa dipakai F1. Tapi memang memerlukan teknis penyelenggaraan yang lebih rumit karena dia skalanya dan biayanya lebih besar. Peralatannya lebih kompleks.Kalau MotoGP dilaksanakan selama tiga kali, baru bisa dilakukan F1 untuk tahun selanjutnya, “,katanya.
Menurut dia, PT ITDC tidak bisa menanggung sendiri biaya penyelenggaraan balap F1. Akan tetapi, hal itu kemungkinan bisa diambil alih oleh pemerintah pusat seperti penyelenggaraan Asian Games tahun lalu. Namun, sejauh ini belum ada pembahasan lebih lanjut dengan pemerintah perihal hal tersebut. Karena ITDC akan melaporkan dulu kepada presiden terkait kesiapan untuk menjadi tuan rumah F1.(ris/dha)-
No Comments