Mataram (Global FM Lombok)-Dunia pariwisata di Indonesia, termasuk di NTB sangat terdampak oleh penyebaran virus corona atau COVID-19. Bisnis pariwisata di daerah ini kembali mendapatkan tantangan setelah sebelumnya terdampak oleh gempa tahun 2018. Namun bukan berarti semua hanya bisa berpangku tangan, karena sesungguhnya ada hal-hal yang bisa dilakukan di saat terpuruk seperti ini.
Pengamat pariwisata NTB Dr. Halus Mandala kepada Global FM Lombok mengatakan, pemerintah dan para pelaku wisata saat ini bisa menyusun sejumlah strategi yang nantinya bisa diaplikasikan setelah corona berlalu.
“Sembari kita bekerja di rumah, kita bisa mempersiapkan strategi atau kiat-kiat seperti apa yang bisa dilakukan. Begitu pandemi berakhir, kita semua sudah siap melaksanakannya agar lebih baik. Strategi disiapkan sekarang, jangan hanya tidur di rumah, namun kita selalu berupaya mewujudkan pariwisata yang lebih maju,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini manajemen hotel bisa melakukan upaya kesiapsiagaan serta melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah risiko penyebaran virus corona di lingkungan hotel. Setelah bebas dari potensi penularan corona dan pandemi tersebut sudah berakhir, maka hotel bisa melakukan promosi-promosi kembali dengan aneka program yang baik untuk meningkatkan okupansi.
“Kita sadar pariwisata itu penting, ekonomi penting, namun yang lebih penting adalah kesehatan dan bebas dari pandemi virus corona untuk mewujudkan keselamatan bersama. Sekali lagi di saat seperti ini kita hanya bisa menyiapkan upaya untuk dilakukan setelah corona berakhir,” tambahnya.
Ia menilai, hantaman pandemi corona bagi dunia pariwisata lebih memberi pengaruh jika dibandingkan dengan pascagempa tahun 2018 lalu, karena saat ini hampir seluruh dunia merasakannya, sehingga agenda perjalanan wisata masyarakat dunia menjadi tertunda.” Ini lebih berdampak saya lihat karena musuh kita itu tidak kelihatan. Ini luar biasa dampkanya, semua negara di dunia mengalaminya. Makanya kita harus bersama-sama mengatasinya” katanya.
Halus Mandala mengatakan, jika hotel tidak memungkinkan beroperasi saat ini lantaran tak ada tamu, sebaiknya ditutup sementara.” Harus kita legowo untuk kebaikan yang lebih baik di masa yang akan datang. Kita harus taati anjuran pemerintah,” ujarnya.
Terkait dengan permohonan insentif pajak bagi hotel dan restoran yang terdampak corona di NTB, Halus Mandala menuturkan, pihaknya sudah melakukan pertemuan beberapa waktu lalu bersama PHRI dan meminta kepada pemerintah pusat melalui PHRI Pusat agar diberikan insentif se NTB, tidak hanya kawasan Mandalika.”Karena tidak hanya Mandalika saja yang terkena dampak corona. Saya berharap pemerintah pusat juga harus bisa memahami itu,” katanya.(ris)
No Comments