Mataram (Global FM Lombok)- Menyemarakkan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) 2016 yang akan digelar 1 April mendatang di Lombok, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat bekerjasama dengan KPID NTB menggelar Bintek Penyiaran Sekolah P3/SPS untuk para awak media penyiaran yang ada di NTB. Sekolah P3/SPS ini berlangsung selama dua hari sejak Rabu hingga Kamis (31/03).
Bintek penyiaran sekolah P3/SPS atau Pedoman Perilaku Standar Penyiaran dan Standar Program Siaran ini, adalah program pengembangan standar kompetensi awak media dalam menjalankan tugasnya sebagai insan penyiaran. Sekolah P3/SPS kali ini mengambil tema Siaran Sehat untuk Rakyat. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 orang pelaku penyiaran di seluruh NTB.
Komisioner KPI pusat Sujarwanto Rahmat Arifin kepada Global FM Lombok di sela-sela Sekolah P3/SPS di Mataram mengatakan, sekolah P3/SPS bertujuan untuk membekali awak media penyiaran dengan pemahaman mengenai regulasi dan etika penyiaran. Program inilah yang digunakan oleh KPI dan KPID untuk menilai apa yang boleh dan tidak boleh disiarkan di TV maupun di radio.
“ Jadi yang dari radio juga paham apa yang boleh diucapkan atau disiarkannya. Yang di TV pun demikian. Mengenai batasan program apa yang boleh dan tidak boleh. Secara umum (awak media) memang belum sepenuhnya memahami aturan itu. Tapi kami tegaskan penyiar professional itu kalau dia dibekali oleh dua hal, kemampuan teknis dan kedua jika orang itu punya kemampuan etis artinya etika, harus paham P3/SPS”, katanya.
Sementara itu, Ketua KPID NTB, Sukri Aruman mengatakan, sekolah P3/SPS ini merupakan rangkaian pra Harsiarnas. Kegiatan ini diharapkan memberikan out come kepada awak media penyiaran untuk menghasilkan program yang sehat dan berkualitas. Pasalnya, siaran yang sehat ini sangat penting untuk mencerdaskan masyarakat. Ia mengatakan, kualitas siaran khususnya di media lokal saat ini belum memenuhi harapan. Secara umum, kualitas media penyiaran khususnya TV masih di bawah standar kualitas yang telah ditetapkan oleh KPI yakni masih berada di bawah nilai 5.
“Padahal kan angka yang ideal itu 4 ke atas, rata-rata itu 3 masih di bawah standar. Hanya beberapa saja program yang memang memenuhi standar seperti acara religi serta yang ada hubungannya dengan budaya. Kalau acara yang sudah mengarah ke hiburan atau reality show itu banyak yang tidak memenuhi harapan.” Ujarnya.
Pihaknya berharap melalui sekolah P3/SPS ini para pengelola media di khususnya di NTB semakin professional. Seperti mengetahui batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh dalam memproduksi program siaran di masing-masing media penyiarannya.
Salah satu pemateri dalam sekolah P3/SKS tersebut adalah presenter kondang Tina Talisa. Dia sangat antusias berbagi pengalaman kepada awak media penyiaran di NTB dan para peserta juga tertarik dengan presentasi yang diberikan oleh semua pamateri dalam kegiatan tersebut. (irs)-
No Comments