Maaram (Global FM Lombok)- Banjir yang menerjang tujuh Kecamatan di Kabupaten Sumbawa sejak tanggal 6 Februari lalu menyisakan persoalan baru bagi korban banjir. Salah satunya adalah kondisi air bersih yang berada di sumur-sumur warga atau air PDAM keruh karena tercampur air bah. Sehingga air bersih menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak bagi korban banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB H.M Rum kepada wartawan, Selasa (14/2) mengatakan, kegiatan dropping bersih di wilayah yang terdampak tetap dilakukan. Begitu pula penyedotan sumur-sumur di daerah terdampak yang sudah surut sedang dilakukan oleh tim. Selain air bersih, warga korban banjir juga membutuhkan peralatan kebersihan serta disinfektan.
M Rum mengatakan, saat ini masyarakat bersama TNI, damkar, MDMC dan relawan lainnya bersama-sama melakukan pembersihan lingkungan yang dipusatkan di kecmatan Sumbawa dan Kecamatan Labuan Badas.
Warga yang terdampak oleh bencana banjir di Sumbawa mencapai 40 ribu orang lebih. Khusus banjir yang terjadi di Kecamatan Moyo Utara dan Moyo Hilir, jumlah warga yang terdampak mencapai 3,800 jiwa lebih. Terdapat 93 orang pengungsi di Gedung Kartika Sumbawa karena rumah yang ditempatinya hanyut terbawa banjir. Kebanyakan rumah yang hanyut tersebut didirikan di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Adapun sarana dan prasarana yang terdampak meliputi dua jembatan penghubung antar desa telah putus. Selain itu ribuan hektar sawah yang sedang ditanami padi dan jagung terendam. Dari tujuh kecamatan tersebut, sawah pertanian yang paling banyak terendam di Kecamatan Moro Hulu dan Moyo Utara dengan luas sawah 6,220 hektar.(ris)
No Comments