Pariwisata Terus Berkembang, Izin Pembangunan Hotel Sebaiknya Tidak Dihentikan

Global FM
26 Apr 2016 15:37
3 minutes reading

Mataram ( Global FM Lombok)- Pariwisata kota Mataram dan Lombok pada umumnya dinilai terus mengalami perkembangan yang menggembirakan. Jumlah kamar hotel di kota Mataram memang sudah cukup banyak, namun untuk event-event tertentu, jumlah kamar hotel hampir penuh. Dengan demikian izin pembangunan hotel sebaiknya tidak dihentikan sebagaimana permintaan sejumlah kalangan.

Hal itu disampaikan ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Mataram (BP2KM) Yusril Arwan Selasa (26/4) siang. Dia mengatakan, investasi dalam bidang perhotelan masih dibutuhkan di kota ini. Sedangkan untuk mencegah persaingan usaha yang tidak sehat akibat menjamurnya hotel baru di kota Mataram, diperlukan peran asosiasi pariwisata untuk membuat pengaturan. Artinya, asosiasi diharapkan tidak membiarkan adanya perang tarif kamar untuk melindungi bisnis hotel melati.

“Kalau semangat moratorium untuk memerangi perang tarif itu tujuannya mulia, namun persoalannya ada solusi yang jauh lebih baik daripada kita menghentikan izin-izin untuk investasi. Sementara kita di NTB inikan masih kekurangan kamar untuk event-event yang besar. NTB ini hampir setiap bulan ada event nasional yang diagendakan, di Lombok khususnya. Salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu melindungi hak-hak hotel melati ini juga ya” kata Yusril Selasa (26/4)

Sebelumnya anggota DPRD NTB dapil Kota Mataram H Abdul Karim meminta pemerintah kota Mataram membatasi bahkan menghentikan pemberian izin pembangunan hotel baru di kota Mataram. Alasannya, jumlah hotel bintang maupun non bintang di kota Mataram sudah sangat banyak. Dikhawatirkan, banyaknya hotel di kota ini akan mengakibatkan persaingan usaha yang tidak sehat.

Karim mengatakan, persaingan harga kamar hotel di saat low season bisa saja terjadi karena banyaknya kamar hotel yang sudah dibangun. Di kota Jogja misalnya yang jumlah hotelnya yang sangat banyak kerap terjadi perang tarif antar hotel saat low season. Persaingan yang tidak sehat cenderung akan merugikan hotel non bintang. Karena dengan tarif kamar yang rendah di hotel bintang, hampir setara dengan tarif yang diberlakukan hotel non bintang. Saat harga kamar turun, tamu hotel tentu akan memililih hotel berbintang karena pelayanannya lebih bagus.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Hotel Mataram ( AHM) Reza Bovier mengatakan, tingkat hunian hotel di kota Mataram pada minggu ketiga bulan April ini masih cukup tinggi. Tingkat hunian hotel di kota Mataram pada periode ini mencapai 75 persen lebih. Sementara tingkat hunian hotel di kota Mataram pada minggu ketiga bulan April tahun 2015 lalu hanya 41,66 persen.

Tingkat hunian hotel di periode ini dipengaruhi oleh sejumlah event lokal dan nasional. Diantaranya Rakerda KNPI NTB, agenda PKB, agenda sejumlah kementerian serta acara pelatihan sensus ekonomi 2016 turut meningkatkan angka hunian hotel.

Dia menerangkan, jumlah kamar hotel di kota Mataram pada minggu ketiga bulan April ini sebanyak 38.045 kamar. Kamar yang terjual pada minggu ketiga bulan April sebanyak 28.663 kamar atau 75 persen. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, kamar yang terjual hanya 13.592 kamar atau 41,66 persen dari total 32.626 kamar hotel yang tersedia.(ris)

 

No Comments

Leave a Reply