Mataram (Global FM Lombok)- Ayu Angraini, warga BTN Puncang Hijau, Desa Sandik Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat menuturkan bagaimana putranya Muhamad Al aziz Musfa, menghilang pada Senin, 19 Juni 2017 sekitar jam 06:30 Wita. Saat meninggalkan rumah, Aziz beralasan akan menuju Islamic Center untuk menunaikan ibadah solat taraweh. Namun, malam itu putranya yang duduk di kelas III MAN 1 Mataram itu tidak kunjung pulang. Ia tidak menaruh khawatir karena beranggapan putranya sedang beribadah.
Tanpa sepengetahuannya, Aziz meninggalkan surat di atas mimbar Mushola Darul Muhajirin Puncang Hijau, yang isinya bahwa pada intinya Aziz meninggalkan rumah dalam rangka berjihad untuk menebus kesalahan di rumah maupun disekolah. Surat itu ditemukan ustad di masjid dan diserahkan kepada orang tua Aziz. Setelah ke esokan harinya Aziz tidak kembali, barulah ia merasa curiga kepada anaknya dan melapor ke Polsek Senggigi.
“Saya curiga otaknya sudah dicuci, saya takut dia di bawa. Saya minta dia pulang, dia itu nurut saja selama ini sama saya tidak pernah minta apa-apa. Dia juga pendiam, tapi selalu silaturrahim kepada teman-temannya. Tapi dia tidak punya teman, sekarang ini dia sangat rajin beribadah. Dia Cuma diam di rumah saja main internet. Dulu saya pernah temukan itu katanya dia mau belajar buat bom saya bilang jangan belajar yang begitu”,katanya.
Ia menerangkan, karaketer Muhamad Al Aziz Musfa pendiam,tertutup dan suka membaca ceramah agama dari berita online. Ia bersama keluarganya telah mencari Aziz tempat tempat yg ia sering kunjungi seperti Islamic Centre, ponpes Lawata Mataram. Di samping itu, dua orang anggota intel Polda membuka laptop yang biasa dipakai oleh Aziz. Setelah dibuka memang ada indikasi ia mempelajari pembuatan bom menggunakan bahan bahan kebutuhan rumah tangga seperti shampo, gula pasir dan dikolaborasikan dengan matrrial paku.(dha)-
No Comments