Mataram (Global FM Lombok)- Dinas Perdagangan Provinsi NTB memastikan kasus beras oplosan yang ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia tidak beredar di NTB. Karena Provinsi NTB dalam keadaan surplus beras, sehingga tidak memungkinkan adanya beras oplosan.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Putu Selly Andayani mengatakan, Dinas Perdagangan tetap berkoordinasi dengan satgas pangan terkait persoalan kebutuhan pokok yang ditemukan di lapangan. Justru yang perlu diwaspadai oleh konsumen adalah beras yang memiliki aneka rasa misalnya rasa pandan yang dijual di supermarket. Karena pada dasarnya, beras tidak memiliki aneka rasa.
“Kita ini surplus, silahkan di tanya di Dinas Pertanian. Malah beras kita yang dikirim ke luar. Bulog itu menjalankan dua fungsi, satu fungsi sosial dan satu lagi fungsi bisnisnya. Kalau beras kelas premium ya di jual bisnis. Kalau pemeriksaan sering kita turun dengan tim pemantau, tidak ada beras oplosan” kata Selly, Selasa (25/07)
Dia menyarankan, agar masyarakat membeli beras di Bulog atau toko tani Indonesia agar beras yang dikonsumsi bisa terjamin . Dengan adanya temuan beras oplosan di luar daerah, artinya ada permainan yang dilakukan oleh perusahaan terutama untuk mendapatkan keuntungan dari konsumen. Pola seperti itu tidak ditemukan di NTB.
Sebelumnya, pada Senin kemarin Perum Bulog Divre NTB mengirim 3.000 ton beras ke provinsi Bali. Pengiriman beras ini dilakukan dalam rangka pemerataan stok secara nasional. Beras yang dirikim adalah serapan dari beras dan gabah petani yang ada di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.
Kepala Divre Perum Bulog Wilayah NTB, Achmad Ma`mun menegaskan pengiriman beras keluar daerah dilakukan karena kebutuhan untuk NTB sudah tercukupi sampai dengan 9 bulan ke depan. Ketersediaan stok di NTB saat ini sebanyak 61.000 ton beras atau ketahanan stok cukup sampai dengan Bulan Maret 2018. (azm)
No Comments