Mataram (Global FM Lombok)-Moderasi beragama yang di dalamnya mengandung nilai toleransi, anti kekerasan, cinta tanah air, dan ramah budaya didiskusikan oleh Nusatenggara Centre (NC) bersama 30 guru Raudhatul Athfal (RA) dan Taman Kanak-Kanak (TK) se Kota Mataram. Diskusi berlangsung dalam “Workshop Mainstreaming Moderasi beragama pada Guru PAUD dan PIAUD” yang berlangsung Sabtu, (8/1) akhir pekan kemarin di Hotel Jayakarta, Lombok Barat,
Dalam workshop tersebut telah dirumuskan materi pembelajaran dan permainan PAUD yang berbasis nilai-nilai moderasi beragama.
Manajer Program Workshop, Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan yang disupport oleh Kementerian Agama tersebut sebagai bagian dari upaya kementerian mendorong implementasi konsep moderasi beragama pada pembelajaran atau permainan PAUD.
Sementara itu Direktur NC, Dr. Kadri menyebut workshop ini penting karena toleransi dan anti kekerasan adalah sikap dan perilaku yang perlu diajarkan dan dibiasakan sejak usia dini. “Karena guru PAUD dan TK adalah garda terdepan yang bisa menanamkan nilai-nilai moderasi pada anak di usia dini, maka penting rasanya mengumpulkan mereka untuk membicarakan dan menyusun model pembelajaran dan permainan anak usia dini berbasis moderasi beragama”, kata Kadri saat membuka workshop.
Sesi workshop dilanjutkan dengan penyampaian materi untuk penguatan pemahaman dan penyamaan persepsi tentang moderasi beragama oleh Prof. Miftahul Huda dan Prof. Suprapto secara panel.
Prof. Miftahul Huda menyebut konsep moderasi beragama harus tetap di jalur religiusitas yang mencerahkan. Islam harus ditampilkan oleh penganutnya sebagai agama yang ramah dan membawa rahmah bagi semua orang.
“Anak usia dini adalah sasaran penguatan moderasi beragama yang tepat karena nilai baik seperti moderasi beragama harus dibiasakan dan dibudayakan sejak masa kanak-kanak”, ujar Miftah dalam materinya.
Sementara Prof. Suprapto dengan gayanya yang kocak menjelaskan kalau nilai-nilai moderasi beragama bukanlah hal yang baru bagi pembelajaran di PAUD karena nilai dan prinsip moderasi beragama berkorelasi dengan konsep atau tema-tema pembelajaran yang sudah biasa diajarkan pada PAUD.
Oleh karena itu, workshop ini hanya mempertegas kembali atau merefresh konten yang sudah diajarkan di PAUD selama ini dengan pola pembelajaran dan permaianan yang kreatif dan menyenangkan.
Pada sesi siang, workshop dipandu oleh tiga fasilitator, Suzana, M.Pd (Ketua IGRA NTB) Sri Ekonomi, S.Pd (Ketua IGTKI PGRI Kota Mataram), dan Inni Simsim Suaiba, S.Pd (Praktisi Pendidikan). Para fasilitator menjelaskan bagaimana menyusun bahan permainan dan pembelajaran berbasis moderasi beragama pada anak PAUD. Sebagian besar sesi dihabiskan oleh peserta untuk bekerja menyusun materi berupa permainan, cerita, dan nyanyian dengan empat tema sesuai kelompok masing-masing, yaitu kelompok cinta tanah air, toleransi, anti kekerasan, dan ramah budaya.
Semua peserta sangat senang dengan workshop tersebut, karena forum seperti ini jarang mereka dapatkan. “Kami senang sudah diundang oleh NC, dan jarang-jarang kami bisa dikumpulkan untuk membicara materi seperti ini. Kami berharap NC bisa menggelar acara yang serupa dan bisa mengundang kami kembali”, demikian harapan Ibu Faizah, peserta yang berasal dari salah satu RA di Kota Mataram.(ris/r)
No Comments