Surabaya (Global FM Lombok)– Pada periode penyaluran Natal dan Tahun Baru (Nataru) 19 Desember 2016 hingga 2 Januari 2017 konsumsi bahan bakar khusus (BBK) Pertamina jenis Pertalite dan Pertamax meningkat diatas rata-rata harian normal. Produk Pertalite yang makin diminati konsumen mengalami peningkatan 10 persen dari rata-rata harian normal di wilayah Marketing Operation Region V Jatim Balinus, sedangkan Pertamax dengan RON 92 mengalami kenaikan sebesar 7 persen dari rata-rata harian normal Pertamina MOR V.
Area Manager Communication & Relation Jatimbalinus, Heppy Wulansari dalam rilisnya kepada Global FM Lombok, Rabu (4/12) menjelaskan, konsumsi Pertalite di MOR V Jatim Balinus meningkat 10 persen dari rata2-rata harian normal menjadi 6,471 KL, sedangkan Pertamax meningkat 7 persen dari rata-rata harian normal menjadi 3,956 KL. Meningkatnya konsumsi BBK jenis Pertalite dan Pertamax menunjukkan bahwa konsumen sangat memperhatikan kualitas dan performa bahan bakar untuk kendaraannya.
“Apresiasi kepada masyarakat yang makin mempercayakan bahan bakar kendaraannya kepada bahan bakar khusus seperti Pertalite dan Pertamax”, kata Heppy.
Peningkatan konsumsi Pertalite terbesar terjadi di daerah wisata Bali dan NTB sebesar 40 persen dari ratarata harian normal.
Sementara untuk Pertamax, wilayah yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah di NTB sebesar 22 persen. Sedangkan di wilayah Bali Pertamax mengalami kenaikan 12 persen dari rata-rata normal harian dan di Jawa Timur mengalami kenaikan 5 persen pada masa libur Natal dan Tahun Baru.
“Kenaikan konsumsi BBM ini dapat terlayani dengan baik, terutama karena Pertamina telah menyiapkan antisipasi sebelumnya, termasuk melakukan kordinasi dengan pihak terkait untuk melancarkan penyaluran BBM, terutama terkait waktu pengiriman dan ketersediaan armada”, jelas Heppy.
Kondisi sebaliknya dialami BBM jenis Premium dan Solar. Premium pada masa Natal dan tahun baru mengalami penurunan sebesar 4 persen dari rata-rata harian normal. Sementara untuk Solar mengalami penurunan konsumsi sebesar 6% dari rata-rata harian normal.(ris)
No Comments