Meski Dilarang, Aksi Coret-Coretan Terus Berlangsung

Global FM
21 May 2014 16:58
3 minutes reading
Siswa siswi melakukan aksi coret seragam pada hari pengumuman kelulusan di Mataram

Siswa siswi melakukan aksi coret seragam pada hari pengumuman kelulusan di Mataram

Mataram (Global FM Lombok)-Meski aksi coret-coretan pada hari pengumuman kelulusan UN tingkat SMA sederajat telah dilarang oleh Dikpora NTB, namun aksi konvoi dan coret-coretan baju masih terus berlangsung. Sebagian besar siswa menganggap aksi coret baju adalah hal yang wajar. Bahkan sebagian siswa mengaku para guru di sekolah tidak melarang mereka untuk melakukan hal tersebut. Mereka beralasan aksi yang dilakukan merupakan perwujudan sikap optimis bahwa mereka lulus.

Salah seorang siswa SMK 3 Mataram Jurusan Tehnik Kendaraan Ringan, Okta Putra Wijaya kepada Global FM Lombok Selasa (20/5) di sela perayaan kelulusan UN menuturkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti larangan konvoi dan coret baju seragam dari sekolahnya. Okta beralasan orang tua tidak melarang anaknya untuk coret-coretan pada hari kelulusan.”Orang tua ya mendukung saja, karena kita kan melepas selama 12 tahun kita belajar jadi harus ada kesenangan sendiri,” katanya.

Selama ini lanjut Okta, dari SD sampai SMP siswa tidak pernah diberikan kebebasan untuk mengekspresikan kesenangan mereka pada saat kelulusan. Sehingga jenjang sekolah terakhir ini dijadikan waktu untuk melepaskan semuanya.

Sementara menurut siswi SMA 2 Mataram Baiq Dian Rismala Putri, aksi coret-coretan yang dilakukan oleh sebagian besar siswa di Mataram tidak ada manfaat positifnya. Karena setiap jelang kelulusan cukup rawan terjadi kecelakaan lalulintas (lakalantas) akibat aksi konvoi di jalan raya. Menurutnya, jauh sebelum pengumuman kelulusan, kepala sekolah SMA 2 Mataram juga sudah menghimbau siswanya untuk tidak melakukan aksi coret-coretan tersebut.

Siswa MAN 2 Mataram  Sumbang Seragam

Sementara itu, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram tidak mengizinkan siswanya melakukan aksi coret-coretan saat pengumuman UN, karena aksi itu dinilai tidak bermanfaat. namun sebaliknya MAN 2 Mataram meminta kepada para siswanya untuk menyumbangkan seragam mereka kepada sekolah. Hal ini dilakukakn agar seragam yang mereka miliki bisa digunakan kembali oleh siswa lain. Tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun yang lalu.

Wakakurikulum MAN 2 Mataram Lalu Sauki kepada Global FM Lombok Selasa (20/5) di Mataram mengatakan, selama ini pakaian yang disumbangkan oleh alumni MAN 2 Mataram dimanfaatkakn oleh siswa yang memiliki seragam yang tidak layak pakai. Setiap siswa yang tidak memiliki seragam diminta untuk mengambil seragam alumni yang sudah terkumpul. Selain siswa MAN 2 Mataram yang memanfaatkan seragam tersebut, pihak luar seperti panti asuhan juga sering mengajukan surat permohonan untuk meminta seragam sekolah.

Ia mengatakan, baju seragam yang disumbangkan juga dijadikan syarat untuk mengambil ijazah. Namun menyumbang baju seragam ini juga tidak bersifat wajib bagi semua siswa, karena terkadang beberapa siswa memberikan seragam yang dimiliki kepada adiknya. Namun pihak MAN 2 Mataram tetap menghimbau kepada siswa kelas XII untuk menyumbangkan baju mereka. Sehingga dengan langkah ini MAN 2 Mataram tidak pernah melakukan coret-coretan pada saat kelulusan. “ Siswa juga tidak mau coret-coretan siswa disini merasa jijik,” tuturnya.

Menurutnya, baju yang disumbangkan siswa setiap tahun tidak pernah tersisa, karena semua seragam tersebut dimanfaatkan baik oleh siswa setempat ataupun dari pihak luar. Guru MAN 2 Mataram juga memprioritaskan pemberian baju seragam tersebut untuk siswa yang kurang mampu.(azm)-

(azm)-

No Comments

Leave a Reply