Merasa Sudah Mampu, Belasan Penerima PKH di Loteng Keluar Secara Sukarela

Global FM
7 Jan 2020 11:45
2 minutes reading
Para  pendamping PKH di Loteng dalam satu kesempatan (Global FM Lombok/ris)

Praya (Global FM Lombok) – Sebanyak 13 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lombok (Loteng) selama 2019 lalu sudah keluar secara sukarela atau graduasi. Graduasi ini bisa terjadi karena ada kesadaran dari para penerima PKH bahwa mereka sudah tidak layak menerima program tersebut.

“ Penerima PKH selama ini kita lakukan pendampingan untuk menguatkan aktivitas usahanya sampai mereka berubah secara ekonomi,” kata Koordinator Kabupaten Program PKH M Luthfi kepada Global FM Lombok, Senin (6/1) kemarin.

Jumlah penerima KPM PKH di Loteng berdasarkan pendataan terakhir tahun 2019 sebanyak 68.418 orang yang tersebar di seluruh desa/ kelurahan. Dalam jangka waktu tertentu, jumlah KPM memang berubah-ubah karena terus dilakukan validasi oleh petugas.

Baca Juga : Jika Sudah Mandiri, Sebaiknya Masyarakat Keluar Sebagai Peserta PKH

Selain graduasi mandiri, KPM juga banyak yang dikeluarkan secara sistem lantaran sudah tidak lagi memiliki komponen yang menjadi syarat penerima manfaat PKH.” Ada tiga komponen untuk menjadi KPM, satu saja komponen terpenuhi sudah bisa masuk,” terangnya.

Menurutnya, di lapangan, petugas pendamping banyak menerima laporan dari masyarakat terkait dengan adanya keluarga yang layak menerima PKH secara kasat mata, namun tak masuk dalam data penerima. Salah satu caranya yaitu dengan membuat laporan ke kadus dan operator di desa untuk selanjutnya dilakukan validasi oleh petugas setelah melalui musyawarah desa/kelurahan.

Baca Juga : Sudah Tidak Memenuhi Syarat Lagi, Ribuan Penerima Dana PKH Dikeluarkan

“Sejak tahun 2018 lalu, semua bantuan sosial itu harus berdasarkan BDT (basis data terpadu). Jika sekarang ada warga yang miskin namun tidak dapat PKH, kemungkinan besar dia tidak masuk di BDT,” terangnya.

Di desa, terdapat aplikasi SIKS-NG atau Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial- Next Generation. Itu berbentuk aplikasi yang bisa diakses melalui gawai para petugas. Di sanalah dimasukkan data KPM sesuai dengan instrumen-instrumen yang ada.

Baca Juga : Warga Tuntut Penyaluran PKH di Loteng Tepat Sasaran

Adapun kendala yang dihadapi di lapangan yaitu kurangnya pemahaman masyarakat terkait dengan PKH, karena masyarakat kurang mendapatkan sosialisasi terkait dengan program ini.”Banyak yang bertanya terkait program PKH karena ketidaktahuan mereka,” tambahnya.

Adapun komponen PKH ada tiga yaitu terdata sebagai masyarakat miskin, memiliki komponen kesehatan seperti ibu hamil, balita dan anak pra sekolah. Kemudian memiliki komponen pendidikan yang meliputi anak usia sekolah SD sampai SMA serta komponen kesejahteraan sosial yang terdiri dari disabilitas berat dan lansia.(ris)

2 Comments

Leave a Reply