Penulis : Zainudin Syafari
Hampir tiga dasawarsa sejak Gubernur NTB Warsito tahun 1988 silam mulai gencar mempromosikan daerah NTB sebagai tujuan berwisata, provinsi NTB kini berkembang menjadi salah satu destinasi unggulan nasional. Terlebih saat ruang The Emirates Palace Ballroom, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab bergemuruh pada Selasa malam tanggal 20 Oktober 2015 lalu karena Lombok berhasil menggondol dua penghargaan di ajang World Halal Travel Summit 2015, pawisata NTB berada di atas angin.
Lombok diganjar dua penghargaan sekaligus ;World’s Best Halal Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination. Lombok telah mengubur mimpi para kompetitor yang tersohor seperti Abu Dhabi, Amman-Jordan, Antalya-Turki, Istanbul-Turki, Kuala Lumpur-Malaysia, Marrakech-Moroko, Teheran-Iran, Kairo-Mesir dan Doha-Qatar.
Kini, pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah NTB berbenah untuk menyambut gelombang Muslim traveler yang datang dari berbagai negara. Tanpa meninggalkan wisata konvensional yang lebih dahulu Berjaya di NTB, pasar baru bernama wisata halal semakin difokuskan. Banyak seminar dan diskusi yang sudah digelar untuk memasang jurus wisata halal di NTB terutama di pulau Lombok yang berjuluk pulau seribu masjid ini.
“ Lombok menang di kategori wisata halal karena secara alami nuansa halal tumbuh di masyarakat” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lalu Muhammad Paozal. Dia mengatakan, tahun 2015 kemarin, jumlah wisatawan yang datang ke NTB melampauai 2 juta orang. Sementara tahun 2016 ini, target kunjungan wisatawan yang datang ke NTB sebanyak 3 juta orang baik domestik maupun mancanegara. Khusus wisatawan mancanegara, sebanyak 20 persennya berasal dari Muslim traveler dari berbagai Negara di dunia.
Dia mengatakan, pasar wisatawan Muslim tidak hanya berasal dari Timur Tengah, namun wisatawan juga berasal dari Eropa, Australia dan Negara-negara Asia Tenggara lainnya. “Pasar Muslim traveler itu bukan hanya Middle East ( Timur Tengah), tetapi pasar Muslim traveler jauh lebih dahsyat. Orang Muslim kaya di Eropa, orang Muslim kaya di Australia itu mencari tempat ketika dunia Arab itu tidak ada yang cukup aman kecuali Arab Saudi, Uni Emirate Arab. “ ujarnya.
Lalu Muhammad Paozal mengatakan, Provinsi NTB sudah melakukan promosi ke sejumlah kota di Arab Saudi seperti kota Riyad, Jeddah dan Dammam. Pihaknya juga sudah menjual paket dengan branding halal di 250 outlet perjalanan wisata di Arab Saudi. Momentum menjual paket halal di NTB menjadi sangat menarik terlebih setelah kemenangan Lombok di ajang World’s Halal Travel Summit ini
Untuk menunjang fasilitas halal di wisata NTB, telah dialokasikan dana sebesar Rp 1 miliar tahun 2016 ini untuk kepentingan sertifikasi halal bagi jasa usaha wisata dan jasa restoran di daerah ini. Beberapa hotel besar sudah menerapkan standar halal di hotelnya seperti halal corner, tempat solat yang refresentatif, tempat wudhu, tidak menjual alkohol dan lain sebagainya.
Hafizudin Ahmad selaku anggota Pokja Halal Tourism dan Dewan Pengawas Syariah MUI Pusat mengharapkan agar pemerintah daerah memperhatian dengan cukup detail kebutuhan-kebutuhan wisatawan di tempat wisata. Hal-hal yang menjadi perhatian antara lain ketersediaan fasilitas solat di tempat wisata termasuk toilet dan perlengkapan solat seperti sajadah, mukena, sandal dan sarung.
Berdasarkan pantauannya, masih banyak tempat wisata di Lombok yang tidak memiliki mushola yang bersih. Begitu juga peralatan solat banyak yang tidak bersih. Dengan demikian, sebelum datangnya wisatawan muslim dari berbagai Negara ke Lombok, beberapa aspek ini harus menjadi perhatian pemda dan masyarakat.
“ Ini pembenahan ini perlu segera. Di pantai Mawun (Lombok Tengah) agak lebih, sudah permanen ( tempat solatnya) tapi kebersihannya, sajadahnya sudah bulukan. Berapa banyak pemda, kabupaten kota disini, belikan saja peralatan solat di tiap-tiap objek” kata Hafizudin Ahmad saat seminar di Mataram Desember kemarin.
Hafizudin mengatakan, ada banyak fasilitas yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam rangka mewujudkan Lombok dan Sumbawa menjadi wisata halal. Misalnya fasilitas penunjang di bandara, stasiun, pelabuhan, hotel, restoran, SPA, pusat perbelanjaan serta wisata kulier halal. Tidak lupa juga sertifikasi halal untuk restoran dan rumah makan lainnya mengingat banyak wisatawan yang menanyakan secara langsung sertifikat halal kepada pengelola restoran sebelum mereka berbelanja.
Wisatawan Muslim dalam perjalanannya memerlukan kebutuhan-kebutuhan khusus yang mungkin tidak dibutuhkan oleh wisatawan umum. Pemenuhan kebutuhan inilah yang secara sederhana dikategorikan sebagai Pariwisata Halal dan ini bisa dinikmati juga oleh wisatawan umum.
Menurut ketua umum PHRI Hariyadi Sukamdani secara ringkas ketentuan wisata syariah mencakup beberapa aspek seperti tersedia makanan dan minuman yang terjamin kehalalannya, tersedia fasilitas yang layak dan nyaman untuk bersuci dengan air, tersedia fasilitas yang memudahkan untuk beribadah serta produk dan jasa pelayanan pada usaha-usaha serta objek – objek wisata Syariah, aman terhadap nilai-nilai Islam.
Menurutnya, Indonesia harus merebut pasar wisata halal karena masih tertinggal dari Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Pada tahun 2013 misalnya, Malaysia sudah mendapatkan 6,3 juta wisman Muslim atau sebesar 25 persen dari total wisman tahun itu sebanyak 25 juta orang. Singapura juga demikian. Singapura kedatangan wisatawan Muslim tahun 2013 sebanyak 3,9 juta orang atau 25 persen dari total wisman yang datang ke Negara itu. Sementara Indonesia di tahun yang sama baru kedatangan 1,7 juta wisatawan Muslim atau 20 persen dari total wisman sebanyak 8,8 juta orang.
Di Negara minoritas Muslim seperti Thailand, konsep wisata Halal sangat diperhatikan. Bahkan Negara itu kedatangan 4,4 juta wisatawan Muslim tahun 2013. Disana terdapat banyak hotel dan restoran yang bersertifikat halal, memiliki halal science center dan bandaranya paling muslim friendly di Negara non Muslim.
Pariwisata Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Dilihat dari segi pertumbuhan ekonomi, Kontribusi sektor pariwisata cukup besar. Jika target wisatawan yang datang ke provinsi NTB pada tahun 2015 terpenuhi sebesar 2 juta orang, maka sumbangan sector pariwisata untuk ekonomi NTB sebesar 1,4 persen dari total pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2015 sebesar 9 persen.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah NTB Prijono. Prijono mengatakan, andil pariwisata NTB memang menunjukkan tren peningkatan. Jika target wisatawan tahun 2016 ini tercapai 3 juta orang, sumbangan pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih dari 1,4 persen.
Menurutnya, prospek pariwisata NTB sangat menjanjikan, terlebih dengan promosi wisata halal yang semakin kencang. Pada tahun ini juga terdapat 26 event nasional dan regional yang digelar di NTB sehingga bisa meningkatkan angka kunjungan wisata ke daerah ini. Dampak multi efek wisata dirasakan juga oleh UKM, pengusaha transportasi, aneka jasa dan sector lainnya. “ Saya tetap optimis kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi NTB semakin tinggi” ujarnya.
Prijono menjelaskan, pada awal tahun 2015, adanya pembatasan kegiatan MICE PNS di hotel dan maskapai Jetstar yang berhenti beroperasi cukup membuat jumlah tamu hotel menurun. Namun kondisi tersebut berangsur membaik di pertengahan tahun. Meskipun jumlah wisatawan NTB didominasi oleh wisatawan domestik, namun wisatawan mancanegara secara rata-rata lebih lama tinggal di NTB.
Berdasarkan hasil survey Bank Indonesia wilayah NTB tahun 2014 lalu menunjukkan bahwa Keindahan alam dan budaya menjadi daya tarik utama pariwisata Lombok. Namun kebersihan, fasilitas dan infrastrtuktur menjadi hal yang perlu menjadi fokus perbaikan.
Sebanyak 64 persen responden dari 250 responden yang ditanya mengaku tertarik dengan Lombok karena keindahan alamnya disusul oleh faktor budaya dan keramahan penduduknya dengan persentase 22 persen. Sementara hal yang perlu diperbaiki menurut responden yaitu fasilitas dan kebersihan dengan persentase 33 dan 32 persen. “ Namun 98 dari wisatawan menyatakan akan merekomendasikan Lombok sebagai tempat wisata unggulan ke teman-temannya dan sebanyak 78 persen tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung di Lombok.” Kata Prijono.
Berdasarkan data dari Sofyan Hospitality’s Analisys tahun 2015, tren industry halal di Indonesia semakin meningkat mulai dari jumlah sertifikat halal LP POM, jumlah produk serta jumlah produsen. Artinya tidak hanya bidang wisata saja yang berpotensi bertumbuh, namun di sector-sektor lainnya juga demikian. Populasi kelas menengah Muslim sekitar 112 Juta orang di Indonesia, dengan nilai pasar Rp 112 triliun per bulan menjadi gambaran betapa potensialnya industri halal ini. Wisatawan muslim nusantara tahun 2013 misalnya telah mengelurkan biaya sebesar 156 triliun. Dampaknya terhadap perputaran ekonomi masyarakat yang semakin kencang.
Riyanto Sofyan, Chairman PT Sofyan Hotels mengatakan, inisiasi wisata halal di Indonesia baru dimulai tahun 2012 lalu, kemudian puncaknya saat Lombok dan Sofyan Hotel menang di ajang World Halal Travel Summit 2015. Menciptakan magnet untuk wisatan Muslim akan dilakukan oleh Indonesia terlebih oleh provinsi NTB karena sumbernya sangat besar yaitu sekitar 142 miliar dolar yang dibelanjakan wisatawan Muslim dalam setahun.
“Dari data yang sudah kita analisa, wisaman NTB sekitar 59 ribu. Ini data tahun 2014 lalu. Yang Muslim baru sekitar 18 ribuan. Ini saya pikir sangat potensial untuk ditingkatkan dengan adanya brending kemarin yang World’s Best Halal Tourism Destination “ kata Sofyan di Mataram.
Jumlah penduduk di NTB tahun 2015 sebanyak 4,7 juta jiwa dengan 96 persennya adalah Muslim. Realitas ini menjadi pendukung wisata halal di NTB. Ada banyak destinasi wisata unggulan baik di Lombok dan Sumbawa yang bisa dijelajahi oleh para wisatawan seperti Senggigi, wisata tiga Gili, Taman Nasional Gunung Rinjani, pantai Kuta, pantai Aan, Air terjun Sekeper, desa tradisional Sade, pulau Moyo, Gunung Tambora, pantai Lakey dan ratusan destinasi lainnya.
Akses menuju Lombok dan Sumbawa juga sangat mudah baik melalui jalur udara atau jalur laut. Jalur penerbangan di domestik sudah cukup memadai baik melalui Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar maupun Kupang. sementara penerbangan internasional sudah secara rutin silayani oleh Silk Air dan Air Asia yang melayani Singapura dan Kuala Lumpur.
Data yang disajikan Disbudpar NTB terlihat jumlah hotel baik hotel bintang maupun hotel melati sudah cukup untuk menampung serbuan wisatawan yang datang ke daerah ini. Jumlah hotel berbintang sebanyak 50 hotel dengan tiga ribuan kamar serta hotel melati sebanyak 891 hotel dengan sembilan ribuan kamar. Saat ini total halal restaurant di NTB sudah mencapai 1.379 dan terus akan bertambah pada tahun-tahun mendatang.
Berbenah Mulai Pintu Masuk
Untuk mendukung wisata halal di Lombok dan Sumbawa, manajemen Bandara Internasional Lombok (BIL) berbenah. Keberadaan bandara menjadi objek yang sangat penting dalam dunia pariwisata karena merupakan etalase sekaligus menjadi pintu gerbang sebuah daerah. Karena itu, sejumlah kebijakan akan diterapkan untuk mendukung wisata halal ini.
Kepala PT Angkasa Pura I BIL I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, dirinya sering berkoordinasi dengan gubernur NTB dalam rangka pengembangan wisata halal di NTB. Jika diperlukan perubahan desain bandara untuk menunjang image wisata halal di Lombok, PT AP akan melakukannya sesuai dengan kebutuhan. “ Kami di bandara komitmen untuk mengikuti track daripada konsep ini. Misalnya apakah berlu dilakukan perubahan dengan menggunakan tulisan Arab ” ujar Ardita.
Salah satu dukungan PT AP terhadap pariwisata NTB yaitu dengan merubah nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Lombok International Airport ( LIA) sejak awal Januari 2016 kemarin. Perubahan nama ini dilakukan agar nama bandara lebih dikenal di telinga wisatawan asing.
Ardita mengaku, beberapa alasanya yang membuatnya harus merubah nama BIL yaitu, ejaan nama bandara yang menggunakan bahasa Indonesia sehingga tidak banyak dikenal masyarakat luar negeri. Dengan memasukkan kata airport, maka wisatawan mancanegara dan wisatawan domestic akan paham. ‘’Kemudian dipilihnya nama Lombok di depan untuk memperbesar nama Lombok di luar. Apalagi Lombok memiliki banyak kelebihan dibandingkan daerah lain’’ sebutnya.
Sementara kalangan perhotelan di NTB menyambut halal tourism dengan melakukan pembenahan dan menyiapkan semua kebutuhan wisatawan muslim. Dewan Komisaris Hotel D’Praya Lombok, Lalu Abdul Hadi Faishal mengatakan, hotel D’Praya Lombok berada di Hilal 1 yang artinya setiap toilet harus memiliki kran khusus untuk wudhu, memiliki musholla yang refresentatif dan memiliki petunjuk arah kiblat didalam kamar.
Pihaknya menyambut positif halal tourism yang digalakkan oleh pemprov NTB. Pemprov NTB bersama kalangan pengusaha pariwisata juga bergembira dengan komitmen pemerintah pusat yang akan memperpanjang landasan pacu atau runway Bandara Internasional Lombok (BIL) dari 2.750 meter menjadi 3.200 meter. Menurutnya, runway BIL yang panjang akan memberi dampak bagi penambahan pesawat-pesawat berbadan lebar yang akan melayani BIL.
“ Pak JK kabarnya sepakat akan memperpanjag runway BIL menjadi 3.200 meter. Ini artinya pesawat jenis boeing 777, boeing 747-400 atau Airbus 330-300 bisa mendarat. Maskapai seperti Emirates, Etihad, Qatar Airways akan bisa landing. “ katanya. Perpanjangan runway bandara Lombok juga untuk mendukung wisata halal di provinsi NTB, terlebih di pulau Lombok.
Mantan Gubernur NTB Warsito sering mengucapkan pernyataan yang menjadi legenda di masyakat Lombok yaitu “You can see Bali di in Lombok, but You cant see Lombok in Bali”. Itu bagian dari mantra sang Gubernur dalam mempromosikan Lombok waktu itu karena multikulturnya Lombok bisa menjadi magnet wisata. Kini jurus promosi terus berkembang. Setelah Lombok melambung namanya di dunia karena memenangkan kompetisi wisata halal, kini masyarakat Lombok menunggu ampuhnya jurus halal yang digalakkan pemerintah dan pelaku wisata di pulau Seribu Masjid ini.
No Comments