Mataram (Global FM Lombok) – Kampung Inggris di Desa Pare, Tulungrejo dan Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur benar benar mampu menghipnotis semua pengunjung. Bagaimana tidak, saat rombongan Pemkab Lombok Timur (Lotim) study banding, Rabu (15/1) dan Kamis (16/1) mampu meningkatkan taraf perekonomian warganya.
SOFYAN, salah satu pengelola Lembaga Kursus di Tulungrejo, Riverside, menuturkan kisah suksesnya. Mengawali kegiatan kursusnya Riverside, dirinya menyewa tempat dengan jumlah yang tidak sedikit. Selang tiga bulan Riverside akhirnya memiliki tempat sendiri. Fakta ini menurut Sofyan memperlihat income fiscal dari lembaganya yang ternyata sangat prospektif.
Menurutnya, geliat ekonomi Pare pasca dinobatkan sebagai Kampung Inggris ini tak saja dari aktivitas belajar. Ledakan Kampung Inggris terjadi tahun 2012. Di mana, investor luar datang secara berbondong bondong membeli tanah di Pare dan mendirikan lembaga kursus, warung dan beragam jenis layanan jasa. Warga lokal pun tak ketinggalan mengambil peran mengambil manfaat di balik makin ramainya pendatang di Kampung Inggris itu.
Ratusan pengajar dengan skill mumpuni ada di Pare. Metode pembelajaran yang diterapkan di luar kebiasaan. Ratusan lembaga kursus mengemasnya superkreatif, variatif dan menyenangkan. Geliat pertumbuhan ekonomi inilah yang disebut “Miracle of Kampung Inggris”.
Baca Juga : Turunkan Kemiskinan, Gubernur Minta Koordinasi dengan TKSK Diperkuat
Estimasi perputaran ekonomi ini juga dirasakan Lembaga Elfast. Lembaga kursus yang sudah banyak melahirkan lulusan yang pandai berbahasa Inggris ini mematok biaya kursus Rp 500 ribu untuk paket dua minggu. Satu bulan per orang minimal untuk biaya belajar bahasa inggris ini saja mengeluarkan minimal Rp 1 juta.
Pengakuan dari Bayu, salah pengasuh di Lembaga Elfast yang mengajar paket dua pekan saat ini memiliki peserta kursus 1.200 orang. Dari gambaran tersebut terbayang miliaran dana berputar hanya di satu lembaga kursus.
Satu hal lain yang menjadi daya tarik di kompleks perkampungan Inggris Pare ini, harga makanan ini terbilang sangat murah. Dengan kualitas rasa dan kepastian enak dan sehat pengunjung bisa menikmati makanan cukup dengan harga Rp 5 ribu. Ibu Bagas, pemilik warung sekitar menyebut warungnya tak pernah sepi dari pengunjung.
Belajar dari Sang Pencetus Kampung Inggris
Keramaian yang terlihat saat ini di Kampung Inggris pare tak lepas dari peranan sang Pencetus lahirnya Kampung Inggris. Dialah Muhammad Kalend Osen. Sang pencetus ini pun ternyata bukanlah orang Paren asli. Melainkan seorang pendatang dari Kutai Kertanegara.
Mr. Kalend, demikian kini namanya menjadi terkenal sebagai tokoh pencetus. Mr. Kalend sampai saat ini masih eksis melakukan bisnis mengajarkan Bahasa Inggris lewat lembaga Basic English Course (BEC). Lembaga ini didirikan tahun 1977 dan bisa bertahan sampai sekarang.
Baca Juga : Dugaan Pencatutan, Polisi Periksa Pelapor
Pengakuan pemilik BEC saat menerima kunjungan pejabat Lotim yang dikomandoi Asisten I Setdakab Lotim H. Sahabuddin, ia bisa eksis sampai 42 tahun dengan semangat disiplin. Hal inipun menjadi pesan Mr Kalend kepada rombongan Pemkab Lotim yang diketahui akan membuat kampung edukasi Bahasa Inggris di Desa Tetebatu Selatan.
Mengawali kegiatan kursusnya, Mr. Kalend mengaku mendapat banyak cobaan. Namun bermodal keteguhan dan tekad serta disiplin yang kuat. Segala coba ia bisa lalui. Melalui pendidikan layanan kursus bahasa Inggris yang dijalani, ia meyakini akan bisa sejahtera.
Tekad sang tokoh pencetus ini pun tampak menjadi nyata. Di mana tidak saja dirinya yang kini memiliki lembaga kursus terbesar di Pare, akan tetapi anak-anak didiknya pun turut mendirikan hal serupa. Tak heran kini sudah terdapat 150 sampai dengan 200 lembaga yang ada di Pare.
Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Dr. H. Mugni kepada Global FM Lombok mengutarakan kunjungan dilakukan untuk melihat langsung pelaksanaan edukasi dan aktivitas wisata di Kampung Inggris Pare. Lotim ingin mempelajari konsepnya dan nantinya akan siap diimplementasikan di Tetebatu Selatan.
Baca Juga : Siapa Tekong Dibalik Penyelundupan 84 TKW ? Disnaker dan Polisi Masih Lakukan Pencarian
Mugni menekankan, Pemda Lombok Timur sangat serius mengembangkan Tetebatu Selatan sebagai Desa Edukasi Wisata berbasis Kampung Inggris. “Kita sudah bergerak dan paling bergairah di sektor pariwisata, apalagi kita juga juara 1 nasional Desa Berkembang. Jadi memang harus siapkan SDM, termasuk dengan melakukan studi banding ini,” katanya.
Sementara itu, ketua Umum Assosiasi Pariwisata Islami Indonesia (APII) TGH Fauzan Zakaria mengatakan, pengembangan wisata edukasi Kampung Inggris di Desa Tetebatu Selatan akan memiliki daya tarik tersendiri. Sebab, kawasan Tetebatu Selatan memiliki cukup banyak objek wisata alam yang sudah lama menjadi destinasi wisata. Menurutnya, pembentukan Desa Wisata Edukasi Kampung Inggris akan menambah keunggulan bagi desa tersebut. (rus/*)
No Comments