Masih Andalkan Program Menanam Cabai Di Pekarangan

Global FM
27 Nov 2016 22:44
3 minutes reading
Pedagang Cabai di Pasar Dasan Agung Mataram

Pedagang Cabai di Pasar Dasan Agung Mataram

Mataram ( Global FM Lombok)- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB terus melakukan sosialisasi program keluarga   menanam cabai di pekarangan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan cabai di pasar. Program ini sudah dilakukan uji coba di Kecamatan Ampenan, dimana Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB membagikan bibit cabai di polybag kepada warga.

“Kita mau lihat apakah itu efektif atau tidak , ibu-ibu tidak belanja cabai di pasar, tapi memetik cabai di halaman rumahnya.” Kata Ketua TPID NTB Ir.H Rosiady Sayuti, M.Sc, Ph.D.

Sekretaris Daerah Provinsi NTB ini mengatakan, untuk mengatur stok cabai agar tetap stabil setiap bulan memang cukup sulit. Secara teknologi mestinya ada budidaya cabai sepanjang tahun, namun kenyataannya sampai hari ini belum bisa. “Mestinya tidak di musim cabai aja, tapi di semua musim.”ujarnya.

Menurutnya, jika harga di luar daerah lebih tinggi, para distributor cabai di daerah cenderung lebih memilih menjual hasil panen petani di daerah lain. Itu konsekwensi dari barang yang bebas karena di komoditas cabai ini pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk mengatur penjualan, kecuali komoditas beras yang selama ini pemerintah bisa mengatur arus keluar masuknya.

Menurut Rosiady, TPID secara rutin melakukan pertemuan untuk membahas terkait dengan ekonomi dan upaya-upaya pengendalian inflasi. “TPID rutin melakukan pertemuan, disamping itu di WA grup ada komunikasi juga.” Katanya.

Cabai Diprediksi Kembali Sumbang Inflasi

Cabai diprediksi akan kembali menjadi penyumbang inflasi pada bulan November ini. Hal itu menyusul harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram yang terus melambung tinggi, mencapai Rp 50 ribu per Kg. Hanya saja, kenaikan inflasi ini diharapkan tidak akan terlalu tinggi. Pasalnya, masih ada sejumlah wilayah produksi cabai di NTB yang sedang panen.

“Saya melihat karena harganya bergejolak. Tapi harapannya tidak terlalu tinggi, mungkin nanti di ujung-ujung bisa lebih turun lagi tentunya dengan ada beberapa daerah yang masih panen sehingga tidak mempengaruhi terlalu banyak.” Kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) NTB, Prijono selaku Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB.

Prijono  mengatakan, suplai cabai ini perlu diatur sehingga stok di dalam daerah tercukupi. Apalagi, dalam waktu dekat ini akan ada hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi. Selain itu, akan ada Natal, perayaan tahun baru dan libur panjang sehingga diperkirakan akan berpengaruh juga terhadap inflasi. “Kalau memang tidak terkendali atau suplainya terbatas itu pengaruhnya besar. Ke depan juga akan ada maulid, libur panjang dan natal” tambahnya.

Yang perlu menjadi perhatian, lanjut Prijono adalah produksi yang ada bisa membuat kebutuhan di dalam daerah terjamin. Pasalnya, seringkali yang menjadi masalah yaitu hasil produksi dalam daerah sering dijual ke luar daerah dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan suplai di dalam daerah menjadi berkurang.

Namun demikian, ia juga melihat bahwa kondisi cuaca yang sering terjadi hujan bisa mempengaruhi kualitas cabai merah. Apalagi, cabai merupakan komoditas yang mudah busuk dan tidak bisa disimpan terlalu lama.(ris/ida)-

No Comments

Leave a Reply