Mataram (Global FM Lombok)-
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB menyatakan bahwa persentase penduduk miskin di NTB pada Maret 2024 sebesar 12,91 persen. Angka ini menurun sebesar 0,94 persen poin terhadap Maret 2023 dan menurun 0,91 persen poin terhadap September 2022. Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 merupakan yang terendah sepanjang periode September 2014 sampai Maret 2024.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Wahyudin mengatakan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 709,010 orang, berkurang 42.220 orang terhadap Maret 2023 dan berkurang 3.680 orang terhadap September 2022.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2023–Maret 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun dari 383.530 orang menjadi 368.540 orang. Sedangkan di perdesaan turun dari 367.700 orang menjadi 340.470 orang.
“Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 13,76 persen menjadi 12,86 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 13,95 persen menjadi 12,95 persen,” kata Wahyudin saat menyampaikan rilis berita resmi statistik, Senin (1/7/2024
Adapun garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp534.703 /kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp404.637 (75,68 persen) serta garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp130.066 (24,32 persen).
Untuk diketahui, garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Pada Maret 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi NTB memiliki 4,14 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.213.670 / rumah tangga/bulan.
“Dengan memperhatikan komponen garis kemiskinan, yang terdiri dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan bukan makanan, bahwa peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar 75,68 persen,” ujarnya.
Secara historis selama 10 tahun terakhir yaitu periode September 2014 – Maret 2024, tingkat kemiskinan di Provinsi NTB mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Perkecualian pada beberapa periode yaitu Maret 2017, Maret 2020, September 2020, September 2022, dan Maret 2023.
Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 2020 merupakan akibat dari adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2023 dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu harga BBM yang naik pada akhir triwulan III tahun 2022 berdampak pada naiknya harga kebutuhan pokok hingga saat ini.
“Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin pada Maret 2024 dikarenakan berbagai faktor diantaranya inflasi yang relatif terkendali, perekonomian NTB tumbuh positif dan berbagai macam program intervensi kemiskinan yang dilakukan pemerintah,” katanya.(ris)
No Comments