Mataram (Global FM Lombok)- Untuk menggeliatkan kembali ekonomi dan industri pariwisata khususnya bidang fesyen di Provinsi NTB, kegiatan Lombok Sharia Festival (LSF) 2021 digelar lagi. Dengan mengangkat tema “Wearing Sasambo Tenun” LSF kali ini digelar di Atrium Lombok Epicentrum Mall (LEM) dari tanggal 8-10 Oktober 2021.
Ketua Komunitas Hijabersmom Lombok, Ina Pariska saat memberikan keterangan kepada media terkait LSF 2021 Jumat (8/10) mengatakan, produk utama yang dimunculkan dalam kegiatan ini adalah kain songket dan tenun Sasambo ( Sasak, Samawa dan Mbojo).
Menurutnya, kain tenun dan songket dari Provinsi NTB yang memiliki ciri khas unik ini tidak hanya bisa digunakan untuk pakaian tradisional saja, namun tenun dan songket khas NTB akan mampu berbicara banyak. Karena itulah pihaknya bersama desainer lokal dan nasional memberikan sentuhan fesyen muslim yang modis dan elegan dari kain tenun ini.
Dalam kegiatan LSF ini digelar sejumlah kegiatan seperti Fashion Show, Halal Food Festival, Pameran Fashion And Craft, Kajian Islami, Beauty Class, Modeling Class serta sejumlah kegiatan lomba. “ Semua kegiatan tentu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk keamanan bersama,” katanya.
Sementara itu Ketua Dekranasda Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah mengatakan, tenun karya para penenun lokal sangat baik, berkualitas dan indah. Dengan ragam tenun lokal dan dipadu dengan deretan destinasi wisata di NTB yang sangat indah, hal ini akan mendukung NTB menjadi pusat wisata halal Indonesia.
“NTB pun menggesa dirinya untuk menjadi salah satu pemeran untuk menjadi satu titik dimana dikembangkan juga pusat busana muslim nasional. Karena kedepannya Indonesia berharap akan menjadi pusat busana muslim dunia dan kita di NTB mendukungnya dengan potensi-potensi yang kita miliki,” ujar Niken.
Pemprov NTB kata Bunda Niken memberikan perhatian dari hulu ke hilir kepada pengerajin tenun, mulai dari produksi sampai pemasarannya, baik secara digital maupun secara offline.
Eksyar akan Jadi Arus Baru Mesin Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan, kegiatan LSF ini merupakan bagian dari pengembangan ekonomi yang berdimensi syariah. Yang mana dalam perspektif Bank Indonesia, ekonomi syariah (eksyar) akan menjadi arus baru dalam mesin pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “ Mengingat jumlah populasi muslim yang sedemikian besarnya, baik sebagai subjek pelaku ekonomi maupun menjadi objek pasar dari produk-produk ekonomi syariah,” katanya.
Ia mengatakan, di sektor riil, aplikasi ekonomi syariah tumbuh dalam bentuk industri halal yang meliputi beragam sektor seperti makanan dan minuman halal, fesyen muslim, pariwisata ramah muslim dan industri halal lainnya.
Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report (SGIE) oleh Dinar Standard, sektor industri fesyen muslim Indonesia menempati peringkat ke 3 global player di Internasional setelah Uni Emirate Arab dan Turki. Pada tahun 2019, konsumsi busana muslim di Indonesia berada di angka 20 miliar USD dengan laju pertumbuhan 18,2 persen per tahun. Tingginya jumlah minat dan bonus demografi jumlah masyarakat muslim di Indonesia ini harus dibaca sebagai potensi besar.
Heru mengatakan, Bank Indonesia sendiri dalam mengembangkan industri halal menggunakan pendekatan komprehensif yakni melalui pengembangan ekosistem Halal Value Chain (HVC).” Pengembangan industri halal tidak dapat hanya bertumpu pada produk serta pelaku usaha, tapi seluruh komponen secara end-to-end mulai dari proses pengemasan, distribusi sampai dengan pemasaran,” katanya.
Untuk kawasan NTB, Bank Indonesia kata Heru sangat mendukung pengembangan industri halal dan industri fesyen muslim yang sudah dicanangkan bersama dengan pemerintah daerah dan Dekranasda. Beberapa bentuk program yang dilakukan misalnya aktif melakukan promosi kain tenun NTB di berbagai event seperti KKI, promosi ekspor dan lainnya.
“Melalui Lombok Sharia Festival ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan kami agar dapat mendorong Provinsi NTB menjadi pusat fesyen muslim serta meningkatkan daya tarik Provinsi NTB sebagai tujuan wisata ramah muslim,” tambahnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB memberikan dukungan terkait pelatihan yang terdiri dari modest modeling coaching dan upcycling fashion class. Bank Indonesia NTB juga mengikutsertakan peserta dari lima Pondok Pesantren mitra Bank Indonesia yang memiliki usaha bidang fesyen,” Sehingga diharapkan dapat mendukung pemberdayaan ekonomi umat,” tutupnya.(ris)
No Comments