Lima Kecamatan di Lotim Rawan Banjir dan Tanah Longsor

Global FM
17 Dec 2019 12:28
3 minutes reading
Ilustrasi longsor di Lotim. (Suara NTB/dok)

Selong (Global FM Lombok) – Musim penghujan telah tiba. Untuk itu masyarakat diminta waspada terhadap kemungkinan adanya bencana yang terjadi, baik berupa bencana banjir, tanah longsor dan lainnya. Pasalnya, sebanyak lima kecamatan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dipetakan sebagai wilayah yang rawan terjadi bencana longsor dan banjir bandang. Di antaranya Kecamatan Montong Gading, Sambelia, Sembalun, Pringgabaya dan Kecamatan Sikur.

Kepada Global FM Lombok, Senin, 16 Desember 2019, Kepala Bidang Kedaruratan dan Urusan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Lalu Rusnan, mengungkapkan jika tim dari BPBD Lotim sudah disiagakan beserta peralatan dalam menyambut datangnya musim penghujan, tim BPBD di samping dilakukan patroli rutin. Memasuki musim penghujan inipun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala desa dan camat.
 
“Musim memang yang perlu kita antisipasi berupa banjir bandang dan tanah longsor. Itu sangat kita atensi terutama di lima kecamatan itu,” ungkapnya.
 
Disampaikan Lalu Rusnan, alasan dipetakannya lima kecamatan itu rawan banjir dan tanah langsor dikarenakan letak geografis di dataran tinggi yang banyak tebing dan jurang di lain sisi lain air sungainya berhubuingan dengan hulu air yang langsung dari gunung.

Di samping itu, dalam mengurangi risiko terjadinya bencana di antaranya dengan melakukan normalisasi sungai di 24 titik di Kecamatan Sembalun dan Sambelia. Dengan dilakukan pengerukan sungai itu. Maka daya tampungnya menjadi besar. Jadi air tidak akan meluap ke pemukiman masyarakat. Di mana pada hujan pertama nanti, yang perlu diantisipasi berupa meluapnya air yang menyebabkan saluran irigasi tersumbat. Kondisi tersebut berdampak pada terjadinya banjir bandang yang tidak menutup kemungkinan masuk ke pemukiman-pemukiman masyarakat.

Untuk itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah desa supaya aktif membersihkan sampah yang terdapat pada gorong-gorong saluran irigasi. Untuk bencana tanah longsor juga menjadi yang diantisipasi, mengingat kondisi tanah saat ini cukup labil disebabkan dampak gempa serta terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal tersebut dapat berdampak pada potensi penumpukan air lantaran tidak adanya penyangga dan penyerap air.

Adapun untuk saat ini BPBD Lotim sudah memasang alat deteksi tanah longsor di Tete Batu dan Kembang Kuning, sehingga ketika terjadi tanah longsor, maka 15 menit kejadian alat tersebut berbunyi. Selain itu, pihaknya telah berkirim surat ke 21 kecamatan dan 259 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Lotim yang berisi imbauan untuk pemerintah kecamatan dengan ditembuskan ke pemerintah desa. Surat tersebut sudah dilayangkan jauh-jauh hari sebelum tiba musim hujan.

Diakuinya, kondisi cuaca saat ini memang sulit diprediksi. Maka dari itu, pihaknya mengimbau supaya masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan pantauan di lapangan. Terutama yang paling diharapkan yakni masyarakat yang bermukim di wilayah rawan bencana berupa longsor dan banjir bandang agar berhati-hati terlebih nantinya ketika intensitas hujan tinggi dan berlangsung cukup lama. (yon)

1 Comment

Leave a Reply