Libur panjang akhir Oktober ini dimanfaatkan oleh masyarakat NTB untuk berwisata. Sejumlah destinasi wisata yang tersebar di daerah ini dipenuhi oleh wisatawan domestik dan lokal. Begitu pula hotel dan pengelola akomodasi mengaku mengalami peningkatan jumlah pemesanan kamar hotel di long weekend kali ini.
Awal pekan lalu, Sekda Provinsi NTB sekaligus Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19, H. Lalu Gita Ariadi sudah memberi imbauan agar masyarakat NTB yang memanfaatkan liburan akhir Oktober ini agar memilih berwisata di dalam daerah. Hal ini sebagai salah satu langkah antisipasi pemerintah dalam mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid – 19.
“Bagaimana untuk mengurangi perjalanan keluar daerah, berwisata aman dalam daerah lah dengan menerapkan protokol covid. Nanti kita tidak tau ke daerah zona merah misalnya terus baliknya justru membawa virus,”katanya.
Sekda mengatakan, hotel dan pusat – pusat wisata yang akan dikunjungi wisatawan di NTB harus menerapkan protokol Covid – 19 secara ketat. Dengan begitu, para wisatawan merasa nyaman untuk berkunjung.
Sekda mengatakan, untuk menyambut tamu yang datang ke NTB, Satgas Penanganan Covid – 19 tetap berupaya maksimal melakukan pengawasan di setiap pintu masuk. Artinya, penerapan protokol Covid – 19 harus dimaksimalkan seperti menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak atau tidak berkerumun.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid – 19 Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa mengatakan, pada masa libur panjang akhir Oktober ini Satgas Covid – 19 Kota Mataram sudah memaksimalkan antisipasi penyebaran Virus Corona. Di setiap destinasi wisata, sudah dibuat posko-posko untuk memastikan wisatawan yang datang berwisata sudah mentaati protokol Covid.
“Kita sudah bekerjasama dengan kepolisian, TNI, Pol PP untuk men-stand by kan petugas-petugas gabungan di titik-titik yang dikunjungi oleh wisatawan,” katanya.
Ia mengatakan, sepanjang di lokasi wisata tersebut akan terjadi kerumunan massa, maka tim sudah siap siaga di sana. Tugas mereka untuk mengingatkan masyarakat agar disiplin menggunakan masker, tidak berkerumun dan mencuci tangan. Jika ada pengunjung yang tidak menerapkam protokol Covid – 19, maka dilarang untuk masuk ke destinasi wisata tersebut.
Pihak kepolisian pun sudah mewanti-wanti masyarakat agar tetap menerapkan protokol Covid selama libur akhir pekan ini. Kapolres Lombok Timur, AKBP. Tunggul Sinatrio, menegaskan bahwa libur panjang berupa cuti bersama menjadi atensi yang harus tetap dijaga menyusul dalam situasi Covid-19. Ia berpesan supaya masyarakat tetap menjaga kesehatan, tetap kompak, tetap bersinergi dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. “Saya imbau kepada semua personel agar memberikan pelayanan yang Humanis kepada masyarakat,”tegasnya.
Di Lombok Tengah (Loteng), jajaran Polres Loteng siaga penuh untuk mengamankan wilayahnya selama Maulid Nabi serta libur panjang tahun 2020 ini. Hal itu untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di daerah ini dalam menikmati masa libur panjangnya tahun ini. Seluruh personel hingga sarana dan prasarana pendukung dicek kesiapannya pada apel bersama di halaman Mapolres Loteng, Selasa, 27 Oktober 2020.
Kapolres Loteng AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK., mengatakan pengamanan libur panjang kali ini tidak hanya dilakukan oleh aparat kepolisian saja. Tetapi juga melibatkan berbagai unsur dari TNI, Satpol PP serta Dinas Perhubungan (Dishub) Loteng. Ia pun berpesan, berpesan kepada seluruh jajaran pasukan pengamanan libur panjang agar tetap mengedepankan sikap humanis saat bertugas di lapangan nantinya. “Dalam pelaksanaan di lapangan nanti, saya minta agar personel tetap bersikap humanis dan tidak ada arogansi,” tegasnya
Di masa long weekend ini, rata-rata destinasi wisata di NTB, terutama di Pulau Lombok didatangi oleh wisatawan. Termasuk di kawasan wisata Tiga Gili, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Di sini, meskipun tak terlalu menggembirakan, namun okupansi atau tingkat keterisian hotel meningkat dari biasanya.
Ketua Gili Hotel Association Kabupaten Lombok Utara, Lalu Kusnawan mengatakan, okupansi hotel-hotel di Tiga Gili meningkat hampir 10 persen dari biasanya pada libur panjang akhir pekan ini. Wisatawan yang berkunjung didominasi oleh wisatawan lokal dan domestik.
“Kalau yang long weekend ini ya lumayan sih, namun masih kurang dari 10 digit kalau mau jujur, itu persentasenya, masih dibawah 10 persen. Long week end kali ini banyak yang datang dari Mataram, ada juga yang dari Jakarta,” tuturnya.
Ia mengatakan, penerapan konsep wisata CHSE atau clean, health, safety, environment oleh masing-masing hotel dan restoran di Lombok Utara sudah dilakukan dengan baik. Konsep tersebut memberikan kenyamanan kepada para pengunjung. Meski diakui, belum semua hotel dan restoran di Tiga Gili sudah memiliki sertifikasi CHSE, namun penerapan CHSE sudah 99 persen.
Pantauan Global FM Lombok, sebagian besar warga di destinasi wisata sudah menggunakan masker sebagai antisipasi penularan virus. Di satu sisi, pengelola tempat wisata juga sudah memasang sosialisasi kepatuhan terhadap protokol Covid, disamping menyediakan tempat cuci tangan bagi para pengunjung. Di destinasi wisata Suranadi, Lombok Barat misalnya, warga yang kebanyakan berasal dari Mataram memenuhi lokasi wisata ini.
Budiarti, salah seorang pengungjung asal Kota Mataram mengaku tetap mematuhi protokol Covid saat berada di luar rumah, termasuk saat berwisata. Ia tak ingin mengambil risiko terpapar virus Corona saat keluar rumah, sehingga menggunakan masker adalah salah satu hal yang wajib dilakukan.
“kami
keluar rumah kami pakai masker, apalagi ke tempat wisata. Kita nggak berani sih kalau nggak pakai masker, kan virus itu nggak kelihatan masa. Bisa ada di mana-mana. Dan saya lihat di beberapa destinasi wisata sih, saya lihat juga protokol Covid-nya, ada tempat cuci tangan juga,” katanya, Jumat (30/10). (ris)
No Comments