Giri Menang (Global FM Lombok ) –Jumlah penduduk Lombok Barat (Lobar) yang belum memiliki rumah layak huni mencapai 21.820 Kepala keluarga (KK) atau 17,2 persen dari total penduduk Lobar. Dari puluhan ribu KK yang belum punya rumah ini, kebanyakan KK baru yang masih numpang di rumah orang tua sehingga dalam satu rumah bisa huni hingga 2-3 KK. Selain itu diantara mereka banyak juga tinggal dirumah kumuh alias tidak layak huni. Untuk menyiapkan hunian layak bagi puluhan ribu ini, pemda pun mendapatkan program perumahan subsidi, hanya saja kuota tahun ini berkurang.
Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lobar, sebaran backlog rumah di Lobar 2017-2018 dari jumlah penduduk 665.132 jiwa dengan jumlah KK berdasarkan data BPS sebanyak 186.626 dan berdasarkan BDT sebanyak 127.026 KK. Jumlah KK yang memiliki rumah mencapai 105.206 KK sedangkan sisanya 21.820 KK atau 17,2 persen belum punya rumah.
“17,2 persen atau 21.820 KK yang belum punya rumah, itu data kami tahun 2018,”jelas Kabid Perumahan pada Dinas Perumahan dan Pemukiman Lobar L Ratnawi kemarin.
Dirinci, dari 21.820 KK tersebut Kecamatan Lembar terbilang tertinggi yaitu 3.637 KK atau 28.5 persen, Sekotong sebanyak 3.151 KK atau 21.3 persen, Narmada 2.902 KK atau 18,2 persen, Kediri sebanyak 1.996 atau 17,8 persen, Gerung 2.596 atau 15,5 persen, Kuripan sebanyak 1.938 KK atau 15,5 persen.
Kemudian Gunungsari sebanyak 2.055 KK atau 13,9 persen, Lingsar sebanyak 1.694 KK atau 12,9 persen, Kecamatan Batulayar sebanyak 880 KK atau 12,4 persen dan Labuapi 971 KK atau 12,1 persen.
Dijelaskan, kondisi saat ini rata-rata di Lobar satu rumah dihuni oleh 2-3 KK. Karena mereka terkadang tidak mau pisah dari orang tua. Seharusnya warga berfikir bagaimana menyisihkan uang untuk membangun atau membeli rumah. Hal ini kata dia menjadi kendala sehingga warga di Lobar banyak yang belum punya rumah. (her)
No Comments