Larangan Bawa HP di Sekolah, Pemkot Mataram Tawarkan Opsi Lain

Global FM
23 Mar 2017 16:31
2 minutes reading

H. Mohan Roliskana

Mataram (Global FM Lombok)- Pemerintah provinsi NTB melarang siswa untuk membawa handphone (HP) ke sekolah mulai 1 April mendatang. Namun, pemerintah Kota Mataram menilai ada solusi lain yang harus diberlakukan kepada siswa, mengingat HP sudah menjadi kebutuhan. Selain itu HP bisa menjadi media pembelajaran berbasis teknologi informasi.

Hal itu dikatakan Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana kepada Global FM Lombok Rabu (22/03) di Mataram. Ia mengatakan, pengawasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya di sekolah dilakukan melalui alat komunikasi tersebut. Sementara jika keberadaan alat komunikasi tersebut dinilai mengganggu proses belajar mengajar,  hal itu bisa ditangani oleh pihak sekolah untuk mengumpulkannya pada saat proses belajar berlangsung.

“Dalam Kondisi sekarang HP ini tetap menjadi kebutuhan, termasuk anak-anak kita sekarang. Dimana aktifitas mereka cukup tinggi anak-anak sekarang. Sementara mereka harus tetap dikontrol, dipantau oleh orang tua mereka terkait keberadaan mereka kan. Sehingga saya pikir orang tua juga,  mungkin akan sangat-sangat mentolelir untuk anaknya membawa HP itu. Kalau untuk kebutuhan komunikasi, untuk menghindari hal-hal yang barangkali dampak negatifnya kan, bisa menggukan HP yang hanya kebutuhanya untuk telpon dan hanya untuk menghubungkan saja. Saya pikir itu bisa diambil jalan tengah kalau itu, dilihat bahaya dampak dari  HP yang lebih canggih kan begitu,” ujarnya

Dikatakan Mohan, Pemerintah Kota Mataram tidak melarang siswa untuk membawa HP ke sekolah, karena dilihat dari segi kebutuhannya. Namun, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, para orang tua cukup memberikan HP yang hanya bisa digunakan untuk telpon dan sms. Hal ini dinilai bisa lebih efektif tanpa harus melarang siswa membawa HP ke sekolah.

Seperti diketahui, Larangan siswa membawa HP ke sekolah diterbitkan oleh Pemprov NTB untuk meminimilasir siswa menggunakan media sosial terlalu berlebihan. Pasalnya, seringkali siswa membawa HP justru disalah gunakan untuk bermain media sosial pada jam sekolah. (azm)-

No Comments

Leave a Reply