Mataram (Global FM Lombok)-Provinsi NTB mengharapkan agar calon TKI atau TKW yang akan berangkat ke luar negeri diberi pelatihan secara maksimal di dalam daerah. Pelatihan ini penting dilakukan untuk mengurangi munculnya kasus-kasus yang menyangkut TKI. Menurut Kabid Penempatan dan PerluasanTKI, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB Zainal, pelatihan calon TKI di di luar daerah selama ini tidak maksimal.
Zainal saat berdialog dengan pimpinan dan anggota komisi V bidang ketenagakerjaan DPRD NTB Selasa (4/11) mengatakan, pelatihan hanya menyasar sedikit calon TKI, namun sertifikat pelatihan yang dikeluarkan lebih dari jumlah yang dilatih. Begitu juga dengan alokasi waktu pelatihan jauh dari ketentuan yang ada. Karena itu dia mendorong agar semua pihak memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di dalam daerah, tinggal mendatangkan tutor yang sesuai dengan kebutuhan kerja.
“Karena di NTB ini belum punya BKLN ( Balai Latihan Kerja Luar Negeri), masih dilatih diluar daerah, apakah pelatihannya sesuai ketentuan? Kalau kemarin itu untuk TKI ke Timur Tengah 200 jam ( pelatihannya) tetapi konon ceritanya yang dilatih lima orang baru tiga hari, namun yang keluar sertifikatnya 50 orang. “ kata Zainal.
Zainal mengatakan, tahun 2017 mendatang, pemerintah Indonesia tidak lagi mengirim TKI yang tidak memiliki keahlian. Pemerintah hanya akan mengirim TKI yang memiliki keahlian baik di sector formal maupun informal.
Sementara itu, Wakil ketua komisi V bidang Ketenagakerjaan DPRD NTB MNS. Kasdiono mengatakan, kasus di luar negeri sebanyak 80 persen terjadi karena persiapan keberangkatan yang belum beres. Karena itu mulai dari pra penempatan harus diperbaiki.
Untuk TKI asal Sumbawa yang diklaim paling banyak berkasus secara nasional, maka solusinya yaitu seluruh proses penempatan tenaga kerja ke Timur Tengah harus dilakukan di daerah mulai dari pelatihan, penerbitan passportnya sampai dengan penerbitan KTKLNnya di daerah. ”Sehingga di Jakarta mereka tinggal berangkat saja” kata Kasdiono (ris)-
No Comments